Kerajaan Demit di Pabrik Gula, Bagian 17

Horor —Jumat, 23 Dec 2022 13:25
    Bagikan  
Kerajaan Demit di Pabrik Gula, Bagian 17
Ilustrasi.* (FOTO: Pinterest)

POSTPANGANDARAN,- Tapi, Danar pernah dengar, ada satu kisah dimana ada seseorang yang memiliki pengalaman mengerikan di pabrik itu…

Ia adalah saksi dari sebuah kebakaran hebat yang pernah terjadi di kawasan zona selatan.

Cerita ini diceritakan bapak dari Mas Anton.

Mas Anton adakah seorang pemuda asal Semarang. Beliau, pwrtama kali menginjakan kaki di pabrik ini setelah mendapat rekomendasi dari pamannya yang kebetulan memegang jabatan sebagai salah satu mandor.

Waktu itu, semua sektor di pabrik ini masih bekerja. Belum ada sektor yang di stop.

Mas Anton sendiri mendapat bagian sebagai satpam karena latar belakang pendidikan. Beliau, masih terhitung sebagai karyawan kontrak.

Mas Anton tidak sendiri, karena ia diterima bersama mas Fadhil, putera kota sebelah. Disini, karena mereka berdua dari luar kota, maka wajib hukumnya bagi mereka untuk menempati rumah jaga atau markas Satpam yang ada di area tengah.

Meski namanya rumah jaga, namun kondisi dari luar rumah ini lebih dari layak. Mirip rumah belanda untuk pejabat tinggi. Hanya saja, angkernya tidak tanggung-tanggung.

Baca juga: Marc Klok Antusias Sambut Laga Pertama Timnas di Piala AFF 2022

Siang hari terik, mas Anton diantar dengan mobil lama. Setelah baru di jemmput dari stasiun. Ketika pertama kali melihat pabriknya, ia tergugah, megah dan besar tempatnya ia akan bekerja.

Rasa senang setelah menganggur lama membuat mas Anton bersemangat.

Tanpa bisa menyembunyikan rasa senangnya, mas Anton antusias menyambut uluran tangan pak Edi, kepala satpamnya.

Rupanya, suatu kebetulan, karena Pak Edi juga kedatangan calon satpam lain bernama mas Fadhil.

Mas Anton segera menyambut tangan mas Fadhil. Mereka langsung bisa akrab.

Siang itu, pak Edi menjelaskan prosedur kerja satpamnya yang akan dibagi menjadi 3 shift dalam kurun satu minggu kerja. Mas Anton dan Mas Fadhil hanya mendengarkan. Mas Anton dan mas Fadgil hanya mendengarkan sampai pak Edi berkata, “semoga betah”.

Baca juga: Gubernur Ingatkan Bupati/Wali Kota Akselerasi West Java Digital Province

Meski dengan ekspresi tersenyum, rupanya kelimat itu cukup menganggu mas Anton.

Pak Edi juga menjelaskan ada 7 satpam yang saat ini bertugas. Dengan jam kerja yang sudah diatur, termasuk jam kerja mas Anton dan Fadhil yang akan segera diberi tahu.

Untuk tempat tinggalnya, pak Edi mengajak mereka berkeliling di markas satpam yang menyerupai rumah itu. Semua fasilitasnya sangat lengkap.

Ketika Mas Anton mengajukan pertanyaan yang lain dan kenapa rumah ini tampak kosong, pak Edi hanya mengatakan, “yang tinggal kalian berdua saja”

Dengan alasan mereka dari luar kota dan agar tidak perlu mencari kost pak Edi sudah mengatur markas ini untuk mas Anton dan Fadhil.

“bapak juga akan ada disini kan?” tanya Mas Anton,

“mboten, saya ada keluarga di rumah” jawab pak Edi dengan ramah.

Disini, mas Anton meliaht sesuatu. Wajah mas Fadhil pucat pasi…

Bersambung… (Bersumber dari Twitter @simplem81378523 / PARISAINI R ZIDANIA)

Baca juga: Kerajaan Demit di Pabrik Gula, Bagian 16

Editor: Zizi
								
    Bagikan  

Berita Terkait