Kerajaan Demit di Pabrik Gula, Bagian 32

Horor —Selasa, 17 Jan 2023 15:32
    Bagikan  
Kerajaan Demit di Pabrik Gula, Bagian 32
Ilustrasi.* (FOTO: Pinterest)

POSTPANGANDARAN,- “yo wes. Awakmu nek gak melu, joho kene ae yo ijen” ( ya sudah kalau kalu tidak mau ikut, kamu jaga disini saja ya).

Endah kemudian merangkul Danar dan memnuat Danar memandang ke halaman paling belakang rumah Endah.

“Ati-ati, onok genderuwo nang kunu” (hati-hati, disana ada genderuwo)

Mendengar itu, Danar pun memutuskan untuk ikut. Karena apa nyang barusaja di katakan Endah bukan omong kosong.

Namun, perasaan Danar lebih tidak enak lagi soal penjarahan mala mini. Dan tampaknya, firasat Danar kali ini, benar sekali.

Waktu itu, yang pergi adalah Danar, Endah, pandu an Andi. Mereka berempat tidak butuh waktu lama untuk sampai di mess karyawan pabrik.

Setelah membuka pagar besi, mereka langsung masuk ke perkebunan pisang dengan berbekal satu senter.

Endah berjalan di depan sendiri, Danar dibelakangnya. Mereka berjalan menuju ujung kebun. Tempat dimana kaspe (ubi) di yanam subur. Baru saja menginjakan kaki disana, Danar bisa merasakan badan menggigil.

Baca juga: Bupati Resmikan 5 Lumbung Pangan Masyarakat

Bukan karena dinginnya malam, tapi aktifiras disana pasti sedang ramai.

Danar perhatikan Endah tampak biasa saja. Kadang Danar lupa kalau Endah bisa melihat hal-hal seperti ini. berebda dengan Danar yang hanya bisa merasakan saja hawa keberadaan mereka.

Mereka berempat terus berjalan, melewati pohon piang satu persatu. Sampai Danar mendengar Pandu tiba-tiba lari bergitu saja.

Danar pun otomatis ikut lari dan diikuti oleh Andi. Namun Endah tetap berjalan santai. Melihat Endah tampak santai, Danar akhirnya berhenti dan menunggu ndah menyusul yang lain.

“Cuma pocong terbang aja pake lari” kata Endah.

Setelah berjalan kurang lebih 10 menit, sampailah mereka di kebun Kaspe (Ubi). Disini, mereka langsung mulai memilih mana yang menurut mereka paling besar.

Baca juga: Hadiri Pengukuhan PABPDSI Jabar, Ridwan Kamil: Sosialisasikan Program Ketahanan Pangan di Desa

Danar sendiri berhasil dapat dua buah. Sedangkan pandu sudah berhasil mencabut satu. Namun dari jauh, Danar dengar Andi tampak kewalahan untuk cabut satu kaspe.

Danar pun mendekatinya dan melihat ia tampak bingung. Sejujurnya, tidak ada yang menarik kaspe yang akan di cabut oleh Andi. Karena daunnya tidak besar dan seharunya Andi bisa mencabutnya dengan mudah.

Karena penasaran, Danar pun mencoba mencabut itu. Namun rupanya, aneh, tanaman sekecil itu jangangan terangkat dari tanah, bergerak sedikit pun tidak sama sekali. Pandu juga tertarik melihat Danar tidak bisa mencabut kaspe sekecil itu.

“isine gede ikin paling, jabur ngene ae angel’e poll” (buahnya besar kali ya, cabut beginian saja susah sekali kalian)

Dengan percaya diri, Pandu menarik kaspe itu, sekali lahi. Hal aneh itu terjadi. Rupanya, kasep sama sekali tidak ternagkat sedikit pun dari tanah.

Karena kesal, mereka sepakat mencabut bersama-sama. Dan disini Danar mulai merinding, karena kaspe itu tidak tercabut juga oleh mereka…

Bersambung… (Bersumber dari Twitter @simplem81378523 / PARISAINI R ZIDANIA)

 

Baca juga: Persib Kembali Berlatih, Klok Absen

Editor: Zizi
								
    Bagikan  

Berita Terkait