Kerajaan Demit di Pabrik Gula, Bagian 35

Horor —Rabu, 25 Jan 2023 14:45
    Bagikan  
Kerajaan Demit di Pabrik Gula, Bagian 35
Ilustrasi.* (FOTO: Pinterest)

POSTPANGANDARAN,- Namun rumor ini sekedar rumor yang kemudian berkembang menjadi urband legend masyarakat. Hingga kini, kola mini disebut leh warga sebagai kolam duyung.

Akan tetapi, kola mini lebih terkenal dengan  nama kolam Bawalamwu yang artinya adalah kolam menangis.

Karena, selalu saja ada cerita bahwa terdenga suara anak-anak tengah enangis dan meminta pulang.

Waktu out, taun 2000-an, bapak Danar menebar benih mujai di kola mini dan ketika panen, Danar ikut membantu menjaring ikan bersma bapak.

Diatas kolam, Danar melihat seorang wanita paruh baya. Tidak tuda dan tidak muda. Ia menutup muluytnya dengan kain, menatap Danar kemudian melambai memanggil.

Karena hal itu, Danar mencolek bapak dan memastikan bahwa yang melihat dan melambai kepada Danar adalah manusia. Namun, bapak hanya bilang “wes ojok di wasno suwe-suwe, anggap ae gak onok opo-opo”

Baca juga: Febri Haryadi Siap Bermain Kembali Usai Cedera

(sudah jangan diperhatikan, anggap saja tidak ada)

Namun, Danar tetap saja melihatnya. Lama ia berdiri dan Danar tidak kunjung datang membuaynya bergidik ngeri. Yang membauat Danar terus melihatnya adalah, kenapa dia menutup mulutnya seolah menyembunyikan hal itu dari Danar.

Rupanya, Endah tau akan hal ini. setelah ia ceritakan suatu waktu ketika Danar bermain ke rumah Endah.

“Oh” kata Endah “palingan bajul putih” (palingan itu buaya putih)

“kok ngunu?” (kok begitu?” tanya Danar penasaran.

“lambene di tutupi, mergane gak nduwe aci-aci” (mulutnya di tutup karena dia gak punya aci-aci)

Aci-aci adalah dibawah hidung ada sebuah lubang panjang, dan itu adalah aci-aci.

Konon, siluman buaya atau buaya putih tidak memiliki itu karena, orang jaman dahulu bila melihat manusia tidak memiliki aci-aci, bisa dipastikan dia adalah siluman buaya atau makhluk sungai.

Baca juga: Puluhan Ribu Pelanggan Sektor Pertanian, Peternakan dan Perikanan di Jabar Ikuti Program Listrik Pertanian

Di kolam itu, tempatnya memang sepi karena agak jauh berbatasan dengan zona selatan. Kolam ini tidak berair ketuka musim kemarau dan anak-anak usia 16 tahun di desa itu biasanya menggunakan tempat itu unttuk minum miras.

Pernah satu malam, karena mereka sedang asyik untuk minum miras, di dalam kolam yang tidak beair.

Tiba-tiba, kolam yang sunyi dan senyap mendadak ramai anak kecil berlarian. Suaranya menggema, membuat mereka yang sudah mabuk bertanya-tanya. Darimana datangnya anak-anak ini.

Meski dalam keadaan mabuk, mereka masih dapat memperhatikan dengan jelas, dimana kebanyakan anak-anak ini memiliki kulict pucat dan mata yang tidak berpupil.

Setiap kali di ajak bicara, mereka tidak akan peduli dan berlaian kesana kemari. hingga, ketika hari semakin petang, anak-anak ini berhenyi berlari dan kemudian melihat pemuda-pemuda ini dengan ekspresi marah.

Masih dalam kondisi mabuk, wajah anak-anak ini mendadak marah, mengerubungi mereka, kemudian air tiba-tiba memenuhi seisi kolam dan pemuda mabuk itu meronta meminta tolong.

Suara mereka tercekat di dalam air, bercengkrama satu sama lain, tidak daoat bernafas dan anak- anak itu tertawa.

Bersambung… (Bersumber dari Twitter @simplem81378523 / PARISAINI R ZIDANIA)

 

Baca juga: Shayne Pattynama Resmi Menjadi WNI

Editor: Zizi
								
    Bagikan  

Berita Terkait