Kerajaan Demit di Pabrik Gula, Bagian 12

Horor —Jumat, 16 Dec 2022 13:47
    Bagikan  
Kerajaan Demit di Pabrik Gula, Bagian 12
Ilustrasi.* (FOTO: Pinterest)

POSTPANGANDARAN,- Danar kaget waktu melihatnya…

Ia mencari Endah, dan ia tidak menemukannya. Akhirnya Danar menelusuri jalan yang tadi. Namun, ia baru paham apa yang dimaksud oleh Endah. Di waktu siang bolong, ia meraa tidak sendirian. Ia maah merasa seperti sedang berada di pusat keramaian.

Ia memang tidak bia melihat, tapi bila kalian jadi Danar, rasanya seperti sedang jadi tontonan.

Danar mulai lari, tapi semakin jauh ia lari mengikuti jalan, semakin ia tersesat. Seolah jalannya memang Cuma itu itu saja.

Jantungnya berasa tidak karuan dan ia bisa membayangkan sebarapa marahnya bapak kalau tahu anaknya yang badung itu masuk ke pabrik lagi tanpa ia tahu.

Yang jelas, ketika ia sudah mulai lelah, ia hanya bisa menangis. Nangis di waktu dimana ia sudah SMP adalah hal yang sangat memalukan. Tapi, ia sudah diliputi rasa campur aduk, takut, khawatir, bingung dan ketika ia menangis, semua serasa tumpah begitu saja.

Baca juga: Komisi DPD Jawa Barat Gagas Aksi Peduli Cianjur

Ditengah hal itu, Danar mendengar Endah memamnggil namanya. Rupanya, itu memang Endah.

Endah langsung memanggil Danar, memintanya untuk pegang bajunya. Yang ia ingat, Endah hanya bilang.

“wes, ojok delok mburi pokok’e” (sudah, jangan lihat ke belakang pokoknya).

Danar yang dasarnya memang penasaran, malah melihat apa-apa, kecuali.. yang ia pegang.

Ia sudah tidak memegang baju Endah lagi. Lebih ke seperti batang daun kelor yang dibawa oleh pria tia.

Danar lantas kaget untuk ebebrapa saat. Sampai akhirnya ia bisa menguasai dirinya karena sepertinya beliau tidak akan menyakitinya sama sekali. Namun lebih ke menunjukan jalan.

Danar akhirnya mengikutinya. Ia dibawah ke sebuah gedung baru lagi. Disana, ia melihat Endah tersungkur dengan memegang kakinya. Danar yang melihat itu langsung menghampirinya.

Betapa khawatirnya Danar, Endah merintih menahan sakit. Ru[amua, waktu Endah mencari Danar, ia tidak sengaja lompat dari pijakan.

Baca juga: 5 Wisata di Jawa Barat yang Kental Dengan Legenda

Pijakannya tidak terlalu tinggi. Namun, kaki Endah seperti sehabis dipukul dengan benda yang keras sekali.

Yang ia ingat, di tengah Endah menahan sakit, ia hanya bilang.

“Celuken mas Uji” (panggilkan saja mas Uji)

Mas Uji adalah kakaknya Endah. Danar tidak paham maksudnya. Jadi akhirnya, ia lari ke gerbang. Namun, belum sampai gerbang, ia papas an dengan mas Uji yang buatnya bertanya-tanya. Kenpa orang ini bisa ada disini.

Mas Uji manggil Danar. “Loh nang ndi Endah, gak maen ambek awakmu tah?” (loh dimana Endah, bukannya kalian maen bareng?”

“Endah tibo mas, nang kono” (Endah jatuh mas, disana) teriaknya. Akhirnya mas Uji lari.

Disana, kakinya Endah sudah bengkak sekali. Danar pun sudqah tidak melihat kakek-kakek itu lagi.

Sesampainya di rumah, bapaknya Endah marah besar sama Danar. Hal itu terdengar hingga telinga bapak Danar, ia pun di marahin habis-habisan. Namun, dari semua kejadian iyu, banyak hal janggal terjadi.

Yang pertama adalah salam dari Endah.

Bersambung… (Bersumber dari Twitter @simplem81378523 / PARISAINI R ZIDANIA)

Baca juga: Penanganan Stunting di Jabar Jadi Role Model Kementerian Kesehatan

Editor: Zizi
								
    Bagikan  

Berita Terkait