Penanganan Stunting di Jabar Jadi Role Model Kementerian Kesehatan

Berita —Jumat, 16 Dec 2022 11:05
    Bagikan  
Penanganan Stunting di Jabar Jadi Role Model Kementerian Kesehatan
foto: jabarprov.go.id

POSTPANGANDARAN, KOTA BANDUNG - Kememterian Kesehatan RI memcatat bahwa kasus stunting atau gagal tumbuh di Indonesia hingga saat ini masih relatif tinggi. Saat ini angka stunting nasional mencapai 24 persen. Presiden Joko Widodo berharap kasus stunting bisa  dibawah 14 persen di 2024. 

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, stunting merupakan salah satu persoalan besar yang tengah dihadapi pemerintah Indonesia. Mengingat stunting menyangkut masa depan bangsa, yang tidak lepas dari generasi anak-anak di masa sekarang. 

Menurut Gunadi, Provinsi Jawa Barat menjadi tolok ukur penanganan stunting, karena memiliki jumlah penduduk terbanyak di Indonesia, yaitu hampir mencapai 50 juta jiwa.

"Jika stunting mampu dientaskan oleh Jabar, tentunya akan berpengaruh besar untuk skala nasional. Jabar penting sekali untuk menurunkan angka stunting nasional, karena penduduknya paling banyak. Balitanya juga banyak," ucap Gunadi, dalam acara Jabar Stunting Summit di Aula Barat Gedung Sate, Rabu (14/12/2022).

Gunadi memnerikan apresiasi terhadap komitmen Pemerintah Provinsi Jabar bersama pemerintah kota dan kabupaten. Melalui berbagai inovasi program stunting yang dilakukan di Jabar diharapkan mampu memberikan dampak signifikan dalam penurunan stunting di Jabar.

Baca juga: Febri Berharap Cederanya Segera Pulih

“Jadi kalau di Jawa Barat penangaman stunting sukses, maka nasional juga pasti akan sukses menurunkan stunting dari 24 persen ke 14 persen," katanya.

"Terimakasih kepada Pak Gubernur (Ridwan Kamil) dan masyarakat Jawa Barat, komitmen mereka untuk menurunkan stunting luar biasa dan inovasi program-programnya luar biasa,” imbuhnya.

Budi memaparkan bahwa dalam memerangi, ada cara yang paling efisien yaitu dengan mitigasi. Pertama yakni memastikan para calon ibu, sebelum menikah tidak mengalami anemia. Kedua ibu hamil jangan sampai kekurangan gizi dan zat besinya terjaga, serta ketiga selalu memantau tumbuh kembang anak serta menjaga gizi bayi.

“Paling utama, sebelum menikah, ukur zat besi jangan sampai anemia. Kalau kurang, kita kasih tablet tambah darah, itu gratis di puskesmas. Begitu hamil jangan sampai kekurangan gizi. Pertumbuhan anak dipantau melalui USG, melihat panjang, ukurannya. Kalau kurang, diberi makanan yang bergizi. Ini sangat penting,” jelasnya. 

Selain itu menurut Gunadi,  bayi yang lahir  jangan sampai berat badan tidak naik. Karena kalau sudah stunting akan berat dan panjang tahapannya. Serta gizi bayi jangan sampai keluar sebagai akibat dari infeksi, mencret. Jadi harus dilindungi dengan vaksinasi, imunisasi.

Baca juga: Sekda Jabar: Wawasan Lingkungan Harus Ditanamkan sejak Dini

"Kalau sudah stunting, hanya sekitar 5-6 persen yang bisa kita selamatkan. In Syaa Allah kalau ini dijalani, stunting bisa beres. Menjaga agar tidak stunting, harus intervensi ke ibunya. Pemerintah pusat tidak bisa menjalani tanpa daerah, jadi harus bersama-sama, harus inklusif,” imbuhnya.

Budi menyatakan bahwa penanganan stunting di Jawa Barat sudah sangat baik dan akan dijadikan role model Kementerian Kesehatan, untuk kemudian direplikasikan ke daerah lain.

“Saya sudah minta izin, ide bagusnya dicontek, diambil, dibagikan ke daerah lain dan bisa diterapkan. Kalau semangat seluruh kepala daerah mendekati Jawa Barat, In Syaa Allah target 14 persen secara nasional bisa tercapai,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo mengatakan bahwa, perencanaan pernikahan dan kehamilan yang tepat merupakan salah satu upaya lain dalam menekan stunting.

"Jawa Barat yang masuk dalam pertimbangan, karena angka kehamilan tinggi hampir sekitar 880 ribu setiap tahun, dari 4,8 juta skala nasional.

Menurut Hasto,  orang yang menikah di Jawa Barat, 80 persen hamil di tahun pertama. Karenanya perlu mencegah dari hulu. Jangan ada yang stunting sebelum hamil itu lebih baik.

“Bersyukur, Kementerian Agama sudah melakukan upaya untuk tidak menikahkan pasangan kecuali sudah diperiksa atau kondisinya sudah bagus. Ini merupakan salah satu upaya untuk pencegahan stunting,” kata Hasto.\

Baca juga: Resep Korean Cream Cheese Garlic Bread

Editor: Zizi
								
    Bagikan  

Berita Terkait