Kerajaan Demit di Pabrik Gula, Bagian 10

Horor —Rabu, 14 Dec 2022 11:09
    Bagikan  
Kerajaan Demit di Pabrik Gula, Bagian 10
Ilustrasi.* (FOTO: Pinterest)

POSTPANGANDARAN,- Namun setengahnya lagi berkata ada penasaran yang harus dilunasi..

Tangannya tua. Namun tegas, meski kaki gemetar menopang badan ringkih.

Tat kala suara krieeet dari pintu itu terbuka. Ia hanya melihat ruangan seukuran kamar tidurnya. Tidak terlalu besar. Namun bedanya, sangat berantakan.

Tak di dengarnya lagi suara tangisan itu. Ketika tangan terpatri untuk menutup lagi, sudut pandan Parlan pun mentapa ujung ruang.

Seseorang tengah meringkuk disana. Sudut nan gelap mengaburkan kehadirannya. Parlan awalnya ragu. Mana ada seseorang disini, dini hari, meringkuk menyendiri.

Baca juga: Presiden Bertolak ke Belgia Hadiri KTT Peringatan 45 Tahun ASEAN-Uni Eropa

Ia mendekatinya, ia tepis pikiran buruknya. Mungkin ia terkunci dan tidak ada yang mengetahui ucap hati kecilnya.

Namun, kaki sudah melangkah. Tak ada waktu untuk berbalik kembali.

“Mbak, nuon sewu, panjenengan sinten nggih” (mba mohon maaf, anda siapa ya)

Suara gemetar Parlan menghentikan tangisannya. Namun, jawaban tak kunjung disambut. Di dalam kengerian, ia terjebak di dimensi asing.

Karena prtanyaan tak dapat jawaban, Parlan menyentuh tangan gadis misterius di depannya. Hingga, wajahnya terangkat dan Parlan bisa melihatnya dengan jelas.

Baca juga: Ridwan Kamil Apresiasi Kolaborasi TNI AU Bantu Warga Cianjur

Wanita yang ada di dalam mimpinya. Menangis, merintih kemudian menjerit.

Parlan terjerembab, bukan karena jeritannyta. Namun, bola mata gadis itu tidak ada pada tempatnya.

Air mata di pipinya hanya tangisan merah dari darah yang mengalir dari 2 lubang kosong tempat seharusnya bola matanya berada. Yang parlan ingat hanya dzikir kecil, berharap sadar dengan apa yang ia lihat.

Namun, di tengah dzikir kecilnya, wanita itu menjerit semakin keras, seolah-olah ia marah, sangar marah. Parlan akhirnya berlari pergi, ia tahu ia dalam bahaya.

Setelah kejadian itu, Parlan memohon diri, ia tidak mau lagi menjaga gereja itu dari makhluk yang membuatnya tidak dapat menahan diri. Wanita yang menangis, begitulah warga desa ini memanggilnya.

Bersambung… (Bersumber dari Twitter @simplem81378523 / PARISAINI R ZIDANIA)

Baca juga: Preview Dewa United vs Persib Bandung: Tantangan Tiga Poin Lagi

Editor: Zizi
								
    Bagikan  

Berita Terkait