Kerajaan Demit di Pabrik Gula, Bagian 25

Horor —Jumat, 6 Jan 2023 15:12
    Bagikan  
Kerajaan Demit di Pabrik Gula, Bagian 25
Ilustrasi.* (FOTO: Pinterest)

POSTPANGANDARAN,- Benar saja, di samping jendelanya, mas Anton mendengar suara anak-anak kecil tampak sedang bermain.

Disini, mas Anton langsung menyimpulkan, mendengar suara anak kecil adalah salah satu pertanda yang paling buruk. Karena, konon dalam sejarah tanah jawa, anak-anak adalah symbol kepolosan, mendengar suara mereka adalah arti sebuah ajal yang kian dekat.

Pagi harinya, mas Anton mendapatkan kabar, bila orang tuanya sedang sakit. Mendengar itu, mas Anton meminta ijin untuk pulang. Namum, di tolah okeh pak Edi dengan alasan, pabrik sedang kekurangan tenaga penjaga, sedangkan jadwal tugas di mulai mala mini.

Malam pun tiba, sejak sore, Mas Anton merasa ada yang akan terjadi dalam waktu dekat. Namun, setiap ia memikirkan apa, seolaj-olah apa yang ia takutkan tampak kabur. Dilihatnya para pekerja borongan yang rupanya berasal dari luar kota.

Ketika mas Anton berjaga, ia seperti mendengar suara. Sebuah suara seseorang tengah berteriak meminta tolong. Namun, tidak ada wujud apapun di hadapannya. Hanya ada pos penjaga dimana ia melihat aktifitas dan suara mesin para pekerja.

Baca juga: Instansi dan Pelayanan yang Bergabung di MPP Kabupaten Pangandaran

Mas Anton semoat bertanya darimana para karyawan pabrik. Namun, rupanya tidak ada satupun karyawan pabrik padahal seharusnya mereka ada. Karena yang menjadi tenaga ahli adalah mereka.

Semua keganjalan ini rupanya terjawab di malam ke-4. Ketika mas Anton di datangi seorang wanita tua. Ia mengatakan bahwa ia tersesat. Namun, mas Anton tahu, bagaimana bisa seorang wanita tua tersesat di dalam pabrik.

Curig, rupanya wanita tua itu mengatakan sesuatu yang membuat mas Anton bergidik ngeri.

“Tumbal Kanggo Maharatu”

Kaget. Mas Anton izin pamit. Ia menggigil semalaman, masih teringat wajah nenek tua itu.

Baca juga: Begini Cara Pengajuan Refund Tiket Pertandingan Persib vs Persija

Hari itu, mas Anton meminta ijin untuk tidak bekerja satu malam. Awalnya, pak Edi enggan memberi izin, sampai melihat kondisi mas Anton yang benar-benar tidak bisa dipaksa untuk bekerja.

Disinilah, petaka itu terjadi. Pada pukul 2 dinihari, terdemgar ledakan keras dari suara mesin yang tengah beroperasi. Anehnya, kondisi pintu tidak seharusnya tertutup.

Namun, malam itu, seolah-olah pintu tertutup dan terkunci dengan sendirinya. Api mulai menyebar dan membakar gudang.

Pekerja borongan yang terjebak di dalam gedung akhirnya terpanggang hidup-hidup, mas Anton mendengar nyala api dari halaman rumahnya, langsung segera menyusul.

Ketika sampai disana, ia hanya menatap kosong gedung itu, berkobar dengan suara teriakan meminta tolong.

Setelah kejadian itu, mas Anton meminta izin untuk kelar kerja. Namun di tolakn pak Edi. Setelah dibujuk lama, mas Anton akhirnya bertahan. Namun ia tidak mau tinggal lagi di rumah itu.

Karena semenjak saat itu, setiap ia tidur, suara miinta tolong itu seperti menghantuinya.

Bersambung… (Bersumber dari Twitter @simplem81378523 / PARISAINI R ZIDANIA)

 

Baca juga: BNPB Pastikan Pembersihan Puing Rumah Terdampak Gempabumi M 5.6 Cianjur Selesai Dalam 40 Hari

Editor: Zizi
								
    Bagikan  

Berita Terkait