Kerajaan Demit di Pabrik Gula, Bagian 14

Horor —Selasa, 20 Dec 2022 15:14
    Bagikan  
Kerajaan Demit di Pabrik Gula, Bagian 14
Ilustrasi.* (FOTO: Pinterest)

POSTPANGANDARAN,- “20 tahun lalu, saya adalah sopir pengantar tebu” kata Pak Sarip. “watu itu maghrib. Saya, sedang tidur di dalam truk, terlalu capek setelah menempih perjalanan jauh untuk mengambil tebu dari kebun pabrik di kota sebelah. Lalu, tiba-tiba ramai orang berteriak, sayapun terbangun”

“bergegas saya cari tahu, apa yang terjadi. Tapi, tak seorang pun mendengar. Akhirnya, saya ikut berlari dengan yang lain”

Pak Sarip masih menatap kosong sembari menyesap kopi hitamnya.

“kamu percaya dengan adanya demit?” tiba-tiba pak sarip bertanya seperti itu.

Danar yang pernah berususan dengan makhluk seperti itu, hanya mengangguk. Lebih ke terganggu dengan pertanyaannya.

“nggih pak lek, saya percaya” katanya ragu.

Pak Sarip mengangguk, puas dengan jawaban itu.

Baca juga: Posko Bencana Pemdaprov Jabar Bantu Korban Gempa Cugenang

“kalau rajanya demit” ia tanya lagi. Disinilah, beliau bercerita semuanya.

“hari sudah petang, penerangan di dalam pabrik tidak terlalu bagus. Namun, saya masih mengejar beberapa orang. Sampai akhirnya mereka berhenti di satu titik” pak Sarip menyesap kopinya kembali.

“disana rupanya sudah banyak sekali orang. Mereka berdiri diam menatap sesuatu”

“saya tidak tahu apa-apa, ikut menatap ke arah mana mata mereka tertuju” kata pak Sarip. “Sampai akhirnya saya tahu, di atas pohin Waru. Tepat  di samping bangunan utama produksi ada yang melayang tertiup angin”

“itu adalah karyawan pabrik yang gantung diri” ucap pak Sarip pelan.

“sejak kecil, saya bisa meihat hal-hal seperti itu. Bahan, waktu saya nyopir di banyuwangi buat a,bil teu, saya gak pernah takut. Sampau saya ditemani pocong di alas purwo, saya biasa saja, toh apa sih yang bisa dilakukan oleh pocong, palingan cuma bikin kita kaget dan bau peseing”

“tapi petang itu, hawanya benar-benar tidak biasa. Seperti ada sesuatuyang sangat menakutkan. Jauh lebih menakutkan ketimbang genderuwo, kuntilanak, pocong. Alah iku yo mek ecek-ecek”

“TAPI YANG DISINI” mendadak pak Surip menegaskan suaranya.

Baca juga: Akumulasi Empat Kartu Kuning, David da Silva dan Sato Absen Lawan Persita

“BUKAN SEKEDAR DEMIT, konon sopo wani ndelok demit iki, nyowo taruhane” (siapa berani melihat iblis ini, nyawa taruhannya)

“itu apa to pak lek” kata Danar penasaran.

“rojone dedemit nang kerajaan iki” (rajanya demit yang ada di kerajaan ini)

“kerajaan apa maksudnya pak lek?” Danas masih penasaran.

“ngger, tak kasih tau, di dalam pabrik ini, ada sebuah kerajaan tak kasat mata, sebeanrnya saya tau dari dulu, sudah terasa setiap masuk kesini”

“tapi, tidak ku sangka, yang ada disini rupanya adalah Aji Manunggal” kata pak Surip.

“apa itu Aji Manunggal? Kata Danar.

“Dulu, yang seperti ini sudah jadi bagian budaya kita orang jawa, nyembah mereka, dan tempat mereka memang seharusnya gak disini, tapi sejak di usik”

“sejak dihabisi, kemudian agama mulai dikenal, mereka akhirnya menyebar. Manunggal itu Cuma kiasan, yang artinya makhluk ini sudah hidup jauh sekali dari usia manusia. Bisa dibilang, tempat mungkin dari tempat yang jauh semacam pelarian”

Bersambung… (Bersumber dari Twitter @simplem81378523 / PARISAINI R ZIDANIA)

Baca juga: Makin Canggih! Segini Harga Yamaha XMAX 2023

Editor: Zizi
								
    Bagikan  

Berita Terkait