Kerajaan Demit di Pabrik Gula, Bagian 11

Horor —Kamis, 15 Dec 2022 14:33
    Bagikan  
Kerajaan Demit di Pabrik Gula, Bagian 11
Ilustrasi.* (FOTO: Pinterest)

POSTPANGANDARAN,-  Wanita yang menangis, begitulah warga desa ini memanggilnya.

Di sebelah gereja, ada sebuah gerbang besar, tempat masuk keluarnya truk pabrik.

Tahun 2006, 3 tahun pasca Danar diincar oleh salah satu penghuni di zona selatan. Ia tidak pernah lagi pergi ke pabrik di bagian selatan lagi.

Namun, Danar masih sering berkunjung ke zona lain. Untuk mengejar laying-layang.

Dulu, bila musim adu laying-layang, biasanya Danar dan Endah ngumpul di gerbang timur iytu. Kaena, begitu ada layangan yang putus, ia dan Endah siap untuk masuk.

Masuk ke dalam pabrik. Benar dugaannya, Endah menunjuk satu layangan yang putus. Tanpa pikir panjang, ia lompat menuju pagar dengan diikuti oleh Endah.

Mereka langsung mengikuti laying-layang sesuai prediksi nya masuk ke pabrik. Saat itu, tidak ada satpam karena saat itu adalah 2 tahun sejak pabrik itu gulung tikar.

Danar dan Endah pun langsung berlari. Namun sial, kayangan itu jystru masuk ke gudang baru. Di gudang baru, dulu atapnya adalag seng. Tinggi sekali hampir lebih dari 40 meter. Maklum, ini salah satu bangunan peninggalan Belanda. Jadi, gudangnyya gak umum tingginya.

Baca juga: Sinopsis The Big 4, Menguak Sekelompok Pembunuh

Hanya saja, seng0seng yang jadi atap sudah berlubang.

Danar masih mencari kemana layangan itu menyangkut. Ia terus dan terus mentapa kea tap. Sampai akhirnya ia mendengar Endah mengucapkan salam, “Assalamualaikum”.

Ia kaget mendengar itu. Karena disana, Cuma ada dia. Jadi, Endah memberikan salam ke siapa?!

“sopo to seng mok salami?” (siapa sih yang kamu beri salam)

“iki lo, mbah e” (ini loh mbah)

“mbah sopo?” (mbah siapa?)

Endah gak jawab, lalu mengajaknya jalan lagi, namun tina-riba ia merinding.

“metu ae yo” (keluar aja yuk) kata Endah tiba-tiba.

“lho lapo to, koyok keweden ngene” (loh kenapa sih, kok kaya ketakutan gini)

Baca juga: Begini Kondisi Zalnando Usai Ditangani di Rumah Sakit

“seng nduwe nggon iki gak seneng ambek kene” (yang punya tenpat ini gak suka sama kita)

Danar bisa melihat wajah panik Endah. Ia bingung, Endah bisa takut juga?

Akhirnya mereka berlari kembali ke gerbang tempat ia masuk. Tapi, tiba-tiba ia lihat seekor nurung merah. Tidak sadar, Danar mengejar burung itu dan berpisah dengan Endah.

Rupanya, hal ini yang membuat ia menyesal seumur hidup bahkan hingga saat ini.

Karena, Endah harus menanggung akibatnya.

Danar mengejar burung itu hingga jauh masuk ke dalam pabrik. Bisa di bilang, di pusat pabrik hingga gedung besar atau bisa di paling besar. Di sisi bangunan itu ada cerobong asap pabrik yang paling terkenal.

Danar kaget waktu melihatnya…

Bersambung… (Bersumber dari Twitter @simplem81378523 / PARISAINI R ZIDANIA)

Baca juga: Kerajaan Demit di Pabrik Gula, Bagian 10

Editor: Zizi
								
    Bagikan  

Berita Terkait