Kerajaan Demit di Pabrik Gula, Bagian 18

Horor —Sabtu, 24 Dec 2022 11:05
    Bagikan  
Kerajaan Demit di Pabrik Gula, Bagian 18
Ilustrasi.* (FOTO: Pinterest)

POSTPANGANDARAN,- Disini, mas Anton melihat sesuatu. Wajah mas Fadhil pucat pasi…

Karena Mas Anton masih baru dan dia tidak mau bertanya lebih banyak, akhirnya mereka menerimanya.

Mas Anton memilih kamar dekat ruang tamu sedangkan mas Fadhil memilih kamar yang di belakang. Rupanya, ada alasan kenapa mas Fadhil memilih kamar itu.

Karena bosan, mas Anton menghampiri mas Fadhil di dalam kamar. Waktu itu, ia sedang beres-beres tas dan keperluannya. Baru menginjak tekel di kamar, mas Fadhil dan mas Anton menciun wangi melati yang menyengat sekali.

“wewangianmu ta iki mas?” (parfumu kah ini mas)

Mas Fadhil hanya tersenyum seolah mengiyakan. Namun, mas Anton merasa tidak nyaman ada di kamar itu.

“Aneh yo mas, kok markas seapik iki onok seng nggegoni, iki kan fasilitas pabrik, lumayan hemat duwit kost” (Aneh ya mas, kok gak ada yang nemapti tempat ini, padahal lumayan hemat)

Baca juga: Sebanyak 409 UMKM Jabar Peroleh Sertifikat Halal

Mas Fadhil masih tersenyum mengiyakan. Disini, mas Anton berpukir mungkin mas Fadhil orangnya pemalu dan pendiam. Atau dia menyembunyikan sesuatu.

Sore hari, pak Edi datang. Ia meminya tolong salah sati dari mereka harus betugas malam ini. karena satu sapam sedang sakit.

Mas Anton dan mas Fadhil memandang satu sama lain. Sampai akhirnya, mas Fadhil mengajukan diri. Maka, malam itu mas Fadhil bertugas. Mas Anton berterima kasih akan hal itu, karena ia merasa belum siap saja.

Mas Fadhil hanya memberi pesan aneh. “habis sholat isya, tidur”

Rupanya, pesan mas Fadhil menjadi semacam beban ikiran bai mas Anton. Setelah sholat isya di kamar, mas Anton malah tidak bisa tidur. Sampai wewangian itu muncul kembali.

“Fadhi” panggil mas Anton saat sekelebat ada yang melewati pintu kamarnya yang terbuka, mas Anton berdiri.

Baca juga: Preview Persib vs Persikabo 1973: Akhiri Dengan Kemenangan

Ia keluar kamar, bingung. Kenapa Mas Fadhil malah balik ke rumah bukannya kerja. Takut terjadi apa-apa, mas Anton menuju kamar mas Fadhil. Rupanya, wangi melati yang menyengat itu memang dari kamarnya mas Fadhil. Namun, mas Anton tidak yakin kalau ini bau parfum.

Dibukanya pintu kamar, tidak ada siapa-siapa di dalamnya. Namun, wewangian itu menyengat sekali.

Rasa penasaran dari mana ebbauan itu membuat mas Anton ancang masuk ke kamar mas  Fdhil. Ia mencari kesana kemari sampai ia mendengar suara wanita terkikih.

Merinding, bulukuduk mas Anton berdiri. Iya yakin mendengar suara wanita tertawa. Namun, tidak ada siapapun disini. Sampai mas Anton membuka almari. Bau melati berubah menjadi bau cendel mati (anak tikus). Begitu almari dibuka, mas Anton terpekik kaget. Ada kepala terpajang disana.

Kepala wanita yang nyengit lebar mentap mas Anton.

Besoknya, mas Anton sudah terbangun di atas kasurnya. Ia masih ingat wajah itu dikepalanya. Mas Fadhil baru saja pulang dan ketika beliau pulang, disambut wajah kaget mas Anton.

“Mas, onok ndas kelontong gok lemarimu” (mas ada batok kepala dilemarimu)

Bersambung… (Bersumber dari Twitter @simplem81378523 / PARISAINI R ZIDANIA)

Baca juga: Mengenal Ivanna, Arwah Gadis Belanda Penuh Dendam

Editor: Zizi
								
    Bagikan  

Berita Terkait