Panglima TNI: Kapal Selam KRI Nanggala-402 Telah Tenggelam

Berita —Sabtu, 24 Apr 2021 21:35
    Bagikan  
Panglima TNI:  Kapal Selam KRI Nanggala-402 Telah Tenggelam
Kapal selam KRI Nanggala-402 yang hilang di perairan utara Bali. (Ist)

DEPOSTPANGANDARAN, DENPASAR. 

TNI menyatakan kapal selam KRI Nanggala-402 yang hilang di perairan utara Bali, telah tenggelam (subsunk). Hal itu, akibat batas akhir kemampuan oksigen KRI Naggala-402 telah berada di akhir batas.

Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, mengungkapkan, isyarat subsunk (tenggelam) untuk KRI Nanggala-402 dinyatakan setelah melakukan pencarian selama 72 jam. "Pagi dini hari tadi merupakan batas akhir live support berupa ketersediaan oksigen di KRI Nanggala selama 72 jam,” ungkap Panglima TNI, Sabtu Sabtu (24/04/2021.

Menurut Marsekal Hadi Tjahjanto, unsur-unsur TNI AL telah menemukan tumpahan minyak dan serpihan yang menjadi bukti otentik menuju fase tenggelamnya KRI Nanggala. Sehingga, itu menjadi bukti kuat bahwa KRI Nanggala-402 telah tenggelam.

BACA JUGA:  Warga Pangandaran Ngabuburit di Atas Hotel Sambil Nikmati Pemandangan Sunset

Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudo Margono, barang-barang yang ditemukan selain tumpahan minyak dan serpihan, juga ditemukan tabung torpedo, pembungkus pipa pendingin.

Selain itu, di botol oranye itu pelumas periskop kapal selam serta alat yang dipakai ABK Nanggala untuk shalat, dan spon untuk menahan panas pada presroom. "Dengan adanya bukti otentik Nanggala, maka pada saat ini kita isyaratkan dari submiss menjadi subsunk (tenggelam)," ujar KSAL Laksamana Yudo Margono.

BACA JUGA:  Parkir Sembarangan, Inilah yang Dilakukan Satlantas Polres Ciamis Bersama Dishub-Satpol PP Kabupaten Ciamis

KSAL mengkonfirmasi bahwa kapal selam KRI Nanggala-402 dinyatakan telah tenggelam (subsunk) dan dugaan sementara menunjukkan kapal mengalami keretakan. "Tentunya, dengan barang-barang yang sudah keluar ini terjadi keretakan. Karena memang terjadi tekanan di kedalaman yang cukup dalam, 700-800 meter," terang Yudo Margono.

Badan kapal diduga tak mampu menahan tekanan air yang ada di kedalaman 700-800 meter itu dan pada akhirnya serpihan kapal mengalami keretakan hingga muncul ke permukaan air laut. "Sehingga, barang-barang ini keluar, yang mana barang ini berada di dalam," tandasnya. (Boim)

Editor: Lucky
    Bagikan  

Berita Terkait