Era Baru Para Patriot Garuda Sepak Bola

Sepak Bola —Rabu, 29 Dec 2021 09:24
    Bagikan  
Era Baru Para Patriot Garuda Sepak Bola
Era Baru Para Patriot Garuda Sepak Bola/ foto Pratama Arham/ pinterest

POSTPANGANDARAN- Tanyakanlah kepada para pemerhati sepak bola nasional, siapa yang saat-saat ini tak mengenal Pratama Arhan dan Alfeandra Dewangga?

Pastilah Anda, terurama para penggemar PSIS Semarang, sangat karib dengan nama dua penggawa tim nasional Indonesia di Piala AFF itu. Secara nasional, keduanya melesat bak meteor di langit terang.

Satu lagi pemain kelahiran Semarang yang tergabung dalam tim Piala AFF 2021, yakni kiper Ernando Ari Sutaryadi.

Arhan dan Dewangga menjadi figur tak tergantikan ketika Tim Garuda melayani perlawanan Kamboja, Laos, Vietnam, Malaysia, dan dua kali bertemu Singapura di semifinal.

Pratama Arhan, bek PSIS yang terkenal dengan kekuatan lemparan bolanya itu, menjadi benteng tangguh di sisi kiri pertahanan Tim Garuda. Sementara itu, Dewa -- begitu Dewangga akrab dipanggil -- berperan sebagai tabir pelapis di depan formasi tiga bek ala pelatih Shin Tae-Yong.

Dalam skema tiga gelandang bersama Rachmat Irianto/ Evan Dimas dan Ricky Kambuaya, Dewa menjalankan fungsi shadow defence untuk mematahkan bangunan serangan lawan dari lini kedua.

Yang menarik bukan hanya peran tak tergantikan dua pemain tersebut. Kini, bersama nama-nama lain tim besutan Si "Rubah" STY, Arhan dan Dewa menjelma menjadi patriot-patriot sepak bola Indonesia. Keduanya menorehkan sejarah tersendiri, bakal merasakan atmosfer final AFF, bahkan berpeluang mengantar tim Indonesia mengukir prestasi juara untuk kali pertama.

Ya, begitu besar harapan pecinta sepak bola negeri ini kepada Pasukan STY. Dalam lima final sebelumnya, yakni 2002, 2004, 2006, 2010, dan 2016 Indonesia selalu gagal meraih trofi tertinggi Asia Tenggara itu.

Kali ini, Tim Garuda akan menghadapi Thailand yang telah lima kali memboyong trofi AFF. Dalam tiga final tahun 2000, 2002, dan 2016, anak-anak Indonesia dikalahkan oleh Tim Gajah Perang.

Sayang, untuk leg pertama final, Arhan harus menepi, karena mengantungi akumulasi dua kartu kuning dari dua pertandingan semifinal.

Melejit

Nama kedua pemain asal Blora dan Semarang itu melejit. STY sukses memoles performa Arhan dan Dewa bersama sejumlah pemain yang juga mengorbit seperti Ricky Kambuaya, Ramai Rumakiek, Dedik Setiawan, Kadek Agung Widnyana Putra, dan Kushedya Hari Yudo.

Tim ini dihuni sejumlah pemain "senior" seperti Fachruddin Ariyanto, Victor Igbonefo, Evan Dimas, Irfan Jaya, Rizky Ridho, Hanis Saghara, termasuk yang bermain di klub-klub asing Egy Maulana Vikri, Witan Sulaiman, Asnawi Mangkualam, Ryuji Utomo, dan Syahrian Abimanyu.

Hebatnya, dalam kebutuhan rotasi STY tidak mengalami problem kesenjangan kualitas pemain. Pelatih asal Korea Selatan itu punya materi yang berkemampuan setara, tinggal bagaimana menyusun starting eleven sesuai rancangan taktik.

Di Piala AFF 2021 ini, Pratama Arhan dan Alfeandra Dewangga menonjol karena konsistensi performa dari laga ke laga. Selain stabil menjalankan peran, keduanya memperlihatkan kemampuan teknis individu yang prima.

Rasanya tak bosan-bosan menyimak kembali gol Arhan yang "sangat wow" ke gawang Malaysia. Eksekusi lewat ayunan voli kaki kiri itu disebut-sebut berkelas dunia.

Gol penyama skor ke gawang Singapura dalam leg kedua semifinal juga punya nilai plus dalam timing, dan keberanian merangsek ke kotak penalti. Secara psikologis gol itu membangkitkan semangat tim yang sedang dalam posisi berat.

Kedua pemain tersebut memperlihatkan kecerdasan visi bermain. Arhan sering menusuk ke pertahanan lawan lewat manuver-manuver akseleratif berbekal dribling prima. Dewa, sementara itu, sangat disiplin dan bersih dalam tackle, memotong bola lawan, intersep, dan mengirim umpan untuk memulai membangun serangan.

Predikat Man of the Match untuk Dewangga dalam laga rumit melawan Vietnam di babak grup menunjukkan betapa berharganya pemain ini.

Baca juga: Wisata Rafting Ciwayang, Wisata Menelusuri Hulu Sungai di Pangandaran

Baca juga: Resep Makanan Kue Balok Lumer, Ide untuk Jualan Kekinian

Baca juga: Drama Korea The Silent Sea, Perjalanan Misi Ke Bulan

Patriot pada Tiap Era

Pasukan Garuda yang terbilang muda merebut eranya sendiri dalam sejarah tim nasional kita di Turnamen AFF 2021.

Ajang ini pernah mencatat penampilan bintang-bintang timnas seperti Hendro Kartiko, Supriyono, Nur Alim, Isnan Ali, Agung Setyabudi, Bejo Sugiantoro, Budi Sudarsono, Elie Aiboy, dan Zainal Arif.

Tercatat pula era Ilham Jayakesuma, Bambang Pamungkas, Muhammad Ilham, Ponaryo Astaman, Syamsul Chaeruddin, Ortizan Solossa, Saktiawan Sinaga, Kurniawan Dwi Yulianto, Bima Sakti, dan Mursyid Effendy.

Pada 2010, coach Alfred Riedl meracik tim yang "hampir juara", yang menerbitkan euforia pendukungan luar biasa. Ketika itu Indonesia memulai program naturalisasi pemain lewat Christian Gonzalez. Dari tim ini muncul idola-idola seperti Irfan Bachdim, Firman Utina, Ahmad Bustomi, Markus Horison, Arif Suyono, M Nasuha, Zulkifli Syukur, Hamka Hamzah, dan M Roby.

Sedangkan tim 2016 sempat menyeruakkan harapan besar lewat kepahlawanan Boaz Solossa, Charis Yulianto, Hansamu Yama, Andik Vermansyah, Stefano Lilipally, M Hargianto, Zulfiandi, Febri Hariyadi, Saddil Ramdani, dan Alberto Goncalves.

Piala AFF kali ini memunculkan generasi patriot baru. Dari penampilan "penuh bara" sejak babak grup sampai semifinal, Asnawi Mangkualam dkk membersitkan asa "pecah telur" gelar. Tak sedikit analis yang merasakan transformasi mental dan karakter dari sang pelatih.

Mampukah para patriot racikan taktik Shin Tae-Yong menguak tirai buram dari lima partai final sebelumnya?

Partai puncak 29 Desember 2021 dan 1 Januari 2022 bakal menorehkan kanvas kisah: seperti apa dan bagaimana...


-- Amir Machmud NS, wartawan dan kolumnis sepak bola, Ketua PWI Provinsi Jawa Tengah.

Baca juga: Resep Makanan Kue Balok Lumer, Ide untuk Jualan Kekinian

Baca juga: Drama Korea The Silent Sea, Perjalanan Misi Ke Bulan


Editor: Ajeng
    Bagikan  

Berita Terkait