Jangan Malas Puasa! Ini Dia 4 Manfaat Puasa Bagi Sistem Imun Tubuh

Kesehatan —Senin, 26 Apr 2021 13:53
    Bagikan  
Jangan Malas Puasa! Ini Dia 4 Manfaat Puasa Bagi Sistem Imun Tubuh
Sudah ada beberapa penelitian yang mengungkapkan bahwa kegiatan berpuasa ternyata memiliki manfaat baik bagi daya tahan tubuh manusia. (Foto: Unsplash)

DEPOSTPANGANDARAN

Ramadhan telah tiba, bulan istimewa yang ditunggu-tunggu seluruh umat muslim di dunia. Pada bulan yang mulia ini, umat muslim bersama-sama melaksanakan ibadah puasa selama satu bulan penuh, Mulai dari waktu subuh hingga magrib. Di Indonesia sendiri, ibadah puasa ini dijalankan umat muslim selama kurang lebih 13 jam.

Bagi sebagian orang menahan lapar dan haus selama belasan jam memang bukan perkara yang mudah. Apalagi jika selama berpuasa, masih tetap menjalankan pekerjaan atau kegiatan sehari-hari seperti biasa. Tidak jarang kondisi tubuh mulai lemas saat sedang menjalankan ibadah puasa.

BACA JUGA: 'The Great Depression', Krisis Ekonomi Terhebat di Amerika yang Mengakibatkan Lahirnya Hari Pengangguran Internasional

Kondisi tubuh yang lemas ini sering kali dikaitkan dengan sistem imun tubuh. Hal ini pun menjadi pertanyaan banyak masyarakat, apa yang terjadi pada sistem kekebalan tubuh ketika seseorang berpuasa selama 30 hari. Apalagi di tengah kondisi pandemi virus corona seperti sekarang ini.

Sudah ada beberapa penelitian yang mengungkapkan bahwa kegiatan berpuasa ternyata memiliki manfaat baik baik daya tahan tubuh manusia. Bagi Anda yang masih meragukannya, kali ini DEPOSTPANGANDARAN telah merangkum dari berbagai sumber, mengenai manfaat puasa bagi kesehatan dan sistem imun tubuh.

BACA JUGA: Resep Minuman, Cara Membuat Minuman Berbahan Dasar Coklat

Meningkatnya Sel Darah Putih

penelitian yang dilakukan University of Southern California menyebutkan bahwa puasa dapat memicu meningkatnya sel induk yang memproduksi sel darah putih baru dalam tubuh.

Bertambahnya produksi sel darah putih baru ini sangat berfungsi untuk melawan berbagai infeksi penyakit. Dalam hal ini, Profesor Gerontology and Biological Sciences dari University of Southern California, Valter Longo, menegaskan bahwa sel induk yang terus berkembang bekerja membangun kembali sistem kekebalan tubuh manusia. Dengan begitu, bagian-bagian sel dari sistem yang rusak atau tua bisa disingkirkan dan diganti dengan sel-sel baru yang lebih sehat.

BACA JUGA: Ramalan Zodiak Hari Ini 26 April 2021, Pisces Jangan Sia-siakan Kesempatan dan Virgo Mendapatkan Hal Baru

Mengurangi Efek Samping Kemoterapi

Dalam penelitian yang dilakukan oleh University of Southern California juga menemukan bahwa berpuasa dapat mengurangi efek samping kemoterapi dari pasien kanker. Longo menjelaskan, bahwa kondisi lapar saat berpuasa dapat mendorong tubuh untuk menghemat energi, yaitu dengan mendaur ulang sel kekebalan tubuh yang diperlukan.

"Ketika lapar, sistem tubuh mencoba menghemat energi, dan salah satu hal yang dapat dilakukan adalah mendaur ulang banyak sel kekebalan tubuh yang tidak diperlukan. Ini sebabnya puasa selama 72 jam juga akan melindungi pasien kanker terhadap dampak racun dari kemoterapi," jelas Longo.

BACA JUGA: Sinopsis Drama Korea Vincenzo Cassano Episode 18, Jan Han Soek Direktur Babel Masuk Penjara

Dalam uji cobanya, sejumlah pasien kanker diminta untuk berpuasa secara teratur dua dan empat hari selama 6 bulan. Dari percobaan tersebut, didapatkan hasil yang cukup mengejutkan. Ternyata dengan berpuasa, bisa mengurangi enzim PKA atau yang berhubungan dengan penuaan dan hormon yang biasanya dapat meningkatkan risiko kanker dan pertumbuhan tumor.

Meningkatkan Sistem Pencernaan

seorang professor biologi dari Massachusetts Institute of Technology, David Sabatini, juga menemukan hasil penelitian yang cukup mencengangkan terkait manfaat puasa.

Dalam penelitiannya terhadap hewan tikus, dikatakan bahwa manfaat puasa dapat meningkatkan regenerasi sel-sel punca tikus yang terdapat pada bagian usus.

BACA JUGA: Pemkot Bandung Mendukung Pelaksanaan Bulan Dana PMI

“Berpuasa memiliki banyak efek pada usus, termasuk meningkatkan regenerasi untuk melawan penyakit yang menyerang usus, seperti infeksi ataupun kanker,” kata Omer Yilmaz, asisten profesor biologi MIT yang juga merupakan salah satu peneliti senior dalam riset ini, seperti dilansir Science Daily.
Bukan hanya itu, puasa juga terbukti dapat menginduksi “sakelar simbolik” pada sel-sel punca usus hewan tikus. Hal ini didapatkan dari proses pemanfaatan karbohidrat dalam pembakaran lemak dalam tubuh.

Meningkatkan Regulasi Protein dalam Tubuh

sebuah penelitian yang dilakukan Baylor College of Medicine, Houston, Texas, Amerika Serikat. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa hasil pemeriksaan serum 14 orang yang melakukan puasa subuh hingga magrib terbukti baik untuk terapi pencegahan penyakit kanker.

Bukan hanya itu, puasa yang dilakukan secara terus menerus selama 30 hari ternyata juga dapat meningkatkan regulasi protein dalam tubuh. Hal ini sangat bermanfaat untuk melindungi diri dari risiko obesitas, diabetes, dan sindrom metabolik.

BACA JUGA: Jangan Malas Puasa! Ini Dia 4 Manfaat Puasa Bagi Sistem Imun Tubuh

Lebih dari itu, puasa dapat memproduksi protein pengatur utama untuk perbaikan DNA dan sistem kekebalan tubuh. Serta dapat meningkatkan regulasi protein protektif terhadap gangguan Alzheimer dan neuropsikiatri. (EK)

Editor: Admin
    Bagikan  

Berita Terkait