Rambut Nenek Kuliner Tempo Dulu yang Hit Hingga Saat Ini

Kuliner —Jumat, 7 Jan 2022 09:11
    Bagikan  
Rambut Nenek Kuliner Tempo Dulu yang Hit Hingga Saat Ini
Rambut Nenek Kuliner Tempo Dulu yang Hit Hingga Saat Ini/ Pinterest

POSTPANGANDARAN- Pada Tahun 90 an Rambut Nenek menjadi salah satu jajanan favorit anak-anak Masa itu. Makanan yang berasal dari Desa Kesambi Kecamatan Pucuk Kabupaten Lamongan ini memang sempat terlupakan dan sangat langka di temukan.

Namun kini kita mulai kembali sering melihat Rambut nenek di jajakan baik secara online mau pun di beberapa toko kue.

Rambut Nenek disebut juga dengan arum manis. Namun, nama sebenarnya adalah arbanat, karena awalnya berwarna putih seperti uban, maka dinamakanlah rambut nenek.
Seiring dengan berjalannya waktu, rambut nenek mulai dibuat dengan beragam warna. Ada yang hijau, merah muda, dan kuning. Rasa rambut nenek juga bermacam-macam. Misalnya, rasa durian, melon, rasa pandan, dan masih banyak lagi.

Tak hanya di Indonesia, rambut nenek juga ada di beberapa negara, salah satunya Perancis.
Di negara Perancis, jajanan tersebut mendapat sebutan Barbe a Papa Artinya, jenggot ayah. Namun, jika dilihat-lihat lagi, bentuknya lebih mirip dengan permen kapas.

Dulu, rambut nenek pernah dibeli hanya dengan cara menukarkan barang bekas. Barang bekas itu berupa botol atau kaleng,biasanya pedagang rambut nenek itu akan berkeliling dari rumah ke rumah.

Baca juga: Resep Minuman, Mango Chesse Milk Enak dan Menyegarkan

Baca juga: Curug Citambur, Air Terjun dengan Aliran Air Deras di Cianjur

Baca juga: Resep Minuman, Es Ciming Manis Segar Kuliner Khas Purwakarta

Selain itu, enjual rambut nenek selalu menjajakan jajanannya sambil bermain alat musik berupa rebab (semacam alat gesek seperti biola). Namun sekarang, penjual rambut nenek sudah tidak melakukan hal itu lagi.

Cita rasa manisnya yang khas menjadi salah satu daya tarik dari arbanat sendiri. Makanan ini terbuat dari gula pasir, tepung terigu, pewarna makanan, dan air, ada juga yang menambahkan bahan tambahan seperti gapit untuk menambah cita rasa saat memakannya.

Proses pembuatannya sendiri bisa memakan waktu yang sangat lama, maka tidak diragukan lagi mengapa makanan jaman dulu ini terasa enak dan bisa kita makan hingga saat ini.

Itulah cerita singkat tentang arbanat, semoga jajanan tradisional lainnya bisa tetap kita lestarikan tanpa mengubah cita rasanya. -RS 

Baca juga: Curug Citambur, Air Terjun dengan Aliran Air Deras di Cianjur

Baca juga: Resep Minuman, Es Ciming Manis Segar Kuliner Khas Purwakarta


Editor: Ajeng
								
    Bagikan  

Berita Terkait