Sejarah Romusha, Bagian 2

Pendidikan —Sabtu, 12 Nov 2022 11:29
    Bagikan  
Sejarah Romusha, Bagian 2
Romusha.*(FOTO: Pinterest)

POSTPANGANDARAN,- Tan Malaka juga menulis dalam salah satu tulisannya, bahwa upah yang sangat kecil itu pun hanya hitam di atas putih. Kebenarannya, para pekerja Romusha tidak mendapatkan bayaran sepeser pun dari Jepang…

Seperti apa yang sudah di bahas di artikel sebelumnya, sudah terbayang kan sebegera kejamnya tentara Jepang memperlakukan warga Indonesia.

Pada Tahun 1944, terjadi tragedy yang mengenaskan. Salah satu camp Romusha dengan panik menelepon satu rumah sakit di Jakarta dan melaporkan ada ratusan pekerjanya sedang dalam kondisi sakit. Banyak juga pekerja yang meninggal

Setelah diperiksa, ternyata dugaan pertamanya adalah sakit meningitis. Tapi setelah mengetahui para pekerja romusha sudah di vaksin, diagnosisnya berubah menjadi tetanus.

Baca juga: Karapyak, Paradise Beach di Pangandaran

Setelah diusut oleh salah satu profesor, usut punya usut ternyata vaksin buatan Jepang yang diterima para pekerja sebelumnya mengandung bakteri penyebab tetanus yang telah di murnikan. Beberapa saat setelah itu, profesr tersebut menjanjikan kebebasan rekan-rekannya apabila ia menandatangu pengakuan bahwa hasil penelitiannya terhadap vaksin Jepang telah di sabotase. Banyak yang tidak percaya dengan pengakuan ini termasuk Mohammad Hatta.

Kembali ke Tan Malaka, melalui data pekerja yang ia kumpulkan, tercatat dalam sebulan, ada sekitar 400-500 orang meinggal dan telah dikuburkan di pemakaman Romusha yang luasnya mencapai 38 hektar.

Ini menjadi salah satu alasan rakyat Indonesia melakukan perlawanan terhadap Jepang. –zz-

Baca juga: Fosfen Music Festival Batal Digelar, Tiket Segera di Refund

Editor: Zizi
    Bagikan  

Berita Terkait