Total Nilai Rp 4 Miliar, Provinsi Jabar Ekspor Kopi Garut ke Belanda

Berita —Minggu, 6 Mar 2022 13:28
    Bagikan  
Total Nilai Rp 4 Miliar, Provinsi Jabar Ekspor Kopi Garut ke Belanda
Kopi Garut diekspor ke Belanda.* (FOTO: Biro Adpim Jabar)

POSTPANGANDARAN (KAB. GARUT),- Provinsi Jawa Barat sudah mengekspor produk kopi mentah ke beberapa negara. Berdasarkan data Pusat Data dan Sistem Informasi (PDSI) Kementerian Perdagangan Tahun 2020 dan 2021, total nilai ekspor kopi Jawa Barat mencapai 16 juta dolar AS atau sekitar Rp 200 miliar (mengacu kurs Rp14.300 per Dolar AS ).

Awal Maret ini, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil juga melepas ekspor kopi ke Belanda dengan total nilai Rp4 miliar di Desa Mekarsari, Cikajang, Kabupaten Garut, Rabu (02/03/2022).  Kopi yang diekspor merupakan produk hasil binaan Institut Pertanian Bogor (IPB) dan PT Astra Internasional Tbk.

Adapun contoh beberapa negara yang sudah menikmati kopi asal Jabar seperti  Rusia, Singapura, Belanda, Jerman, Inggris, Taiwan, Australia, dan Arab Saudi. Ke depan Jabar akan terus mencari pasar ekspor kopi yang baru ke negara lain.

Selain itu, Jawa Barat juga sedang mempersiapkan membuka kedai kopi yang dinamakan Jabarano Coffee di beberapa negara. Jabarano Coffee sendiri sudah dibuka di Melbourne, Australia, dan akan dilanjutkan di beberapa negara lainnya.

Menurut Gubernur, ekspor ini sebagai langkah Jawa Barat untuk menaklukkan dunia lewat komoditas kopi. Bahkan tak hanya untuk produk mentah, Ridwan Kamil juga ingin agar kopi Jabar bisa mendunia lewat kafe-kafenya.

Baca juga: Nerazzurri Kandaskan Salernitana dengan Skor 5-0

"Jadi kita harus menaklukkan dunia dengan kopi-kopi kita, baik ekspor mentah, maupun lahir kafe-kafe seperti Starbuck milik Jabar di seluruh dunia. Ini sedang persiapan di Belanda dan Swiss. Jadi suatu hari saya yakin," kata Ridwan Kamil.

Ia menuturkan, ada beberapa alasan mengapa dirinya optimistis kopi asal Jawa Barat bisa mendunia. Pertama, Jabar merupakan salah satu daerah penghasil kopi pertama di Indonesia.

"Sejarah kopi di Indonesia itu di Jawa Barat. Dibawa oleh Pemerintah Kolonial Belanda, makanya ada Gunung Malabar. Malabar itu sebenarnya nama tempat di India. Namun oleh Pemerintah Kolonial dijadikan nama gunung di Indonesia, maka lahirlah Gunung Malabar," kata pria yang kerap disapa Kang Emil.

"Ada pandemi dimasa lalu, dimana kopi enggak laku. Kemudian diubahlah semua perkebunan kopi menjadi teh. Jadi semua perkebunan teh itu dulunya adalah kopi. Sekarang kopi lagi naik daun dibandingkan dengan teh," ungkapnya.

Baca juga: Diplomasi 25 Tahun, Mochtar Kusumaatmadja Tegakan Kedaulatan Indonesia (Bagian-2)

Staf Ahli Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Bpidang Hubungan Antar Lembaga Luhur Pradjarto mengatakan, pemerintah melalui Kementerian Koperasi dan UKM berkomitmen untuk menyejahterakan para anggota koperasi, maupun pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Atas dasar itu, pihaknya memberikan apresiasi yang besar atas pelepasan ekspor kopi yang dilakukan pada hari ini.  Apalagi kopi merupakan komoditas potensial kebanggaan Indonesia. Hampir setiap daerah memiliki ciri khas rasa kopinya masing-masing.

Head of CSR and Social Engagment Astra Triyanto mengatakan, pelepasan ekspor kali ini sejalan dengan cita-cita perusahaan untuk menyejahterakan bangsa. Ada empat kontribusi sosial yang dilakukan Astra untuk membantu Indonesia berkembang.

 "Kami berkomitmen kuat untuk memberikan manfaat dan membantu mengembangkan Indonesia melalui empat kontribusi sosial dalam pilar kesehatan, pendidikan, kewirausahaan, dan lingkunggan hidup," jelas Triyanto.

Dalam kesempatan itu juga dilakukan pemberian sarana produksi dari Pemda Provinsi Jabar kepada petani milenial Jawa Barat. Penjualan kopi ke beberapa negara semakin mudah dengan adanya teknologi digital. Ini sejalan dengan Program Petani Milenial yang ingin membuktikan warga yang tinggal di desa pun bisa memiliki penghasilan seperti di kota. 

"Senikmat-nikmatnya hidup itu tinggal di desa, rezeki Jakarta, bisnis ke Amerika. Dulu tidak mungkin, tapi sekarang mungkin karena ada teknologi yang memudahkan," ujar Kang Emil.

Baca juga: Roman Abramovich Jual Chelsea, Berapa Nilainya?

Kuasai teknologi digital

Dalam kunjungannya ke Kabupaten Pangandaran Bulan Februari lalu, Kang Emil juga meminta para tenaga harian lepas penyuluh pertanian untuk menguasai teknologi digital. Hal ini karena Jabar sedang mentransformasi pertanian menggunakan teknologi.

"Kita sedang membangun teknologi pertanian, karenanya para penyuluh harus menguasai dan menerapkannya ke petani kita," ujar Gubernur saat memberikan arahan pada Rakor Akbar Gabungan Tenaga Harian Lepas Tenaga Bantu Penyuluh Pertanian Daerah Jabar di Inna Beach Hotel Pangandaran, Sabtu (19/02/2022).

Menurut Kang Emil, pemanfaatan teknologi mampu meningkatkan hasil produksi pertanian maupun peternakan. Salah satu contohnya, pemberian pakan ikan lele menggunakan Internet of Thing (IoT) yang dikendalikan lewat smartphone oleh petani Indramayu mendongkrak hasil panen hingga bekali-kali lipat. Begitu pula pemanfaatan teknologi fish finder di Sukabumi dan apartemen ayam di Kabupaten Bandung.

Dirinya tak ingin pengolahan pertanian di Jabar masih menggunakan cara konvensional. Namun secara bertahap teknologi digital dalam pertanian menjadi bagian tak terpisahkan termasuk dalam hal pemasaran.  Apalagi, lanjutnya, tanah Jabar ada di peringkat ke sepuluh di dunia yang paling subur. Potensi ini harus dimanfaatkan secara maksimal yang dipadukan dengan teknologi pertanian.

Selain penguasaan teknologi, para perwakilan penyuluh dari 27 kabupaten/ kota di Jabar itupun diminta menyosialisasikan kepada generasi muda untuk tak malu menekuni dunia pertanian termasuk ikut dalam program petani milenial.* (bersumber dari siaran pers / TISHA S. KANILAH)

 

Baca juga: Tak Lagi Kumuh, Pasar Cisarua Selesai Direvitalisasi

Editor: Zizi
								
    Bagikan  

Berita Terkait