Jelang Lebaran, Harga Daging Sapi di Pangandaran Tembus Rp 130 Ribu per Kg

Berita —Selasa, 11 May 2021 15:55
    Bagikan  
Jelang Lebaran, Harga Daging Sapi di Pangandaran Tembus Rp 130 Ribu per Kg
Salah satu pedagang di pasar (foto:Pinterest)

PANGANDARAN, DEPOSTPANGANDARAN

Jelang lebaran, lonjakan harga pangan jadi masalah tahunan. Namun, pedagang di pasar menganggap masalah ini erat kaitannya dengan 'permainan' stok dan tentu juga permintaan. Salah satu contoh, sejumlah kebutuhan di seluruh pasar tradisional Kabupaten Pangandaran terus merangkak naik.

Kepala Dinas Perdagangan Koperasi dan UMKM Kabupaten Pangandaran Tedi Garnida menyebutkan, di Pasar Kalipucang harga cabe merah naik 25 persen dari Rp 60 ribu menjadi Rp 80 ribu per kilogram.

”Harga cabe rawit naik dari Rp 60 ribu menjadi Rp 70 ribu per kilogram. Bawang putih dari Rp 25 ribu naik menjadi Rp 26 ribu per kilogram, minyak goreng kemasan dari Rp 15 ribu menjadi Rp 16 ribu per kilogram, sedangkan daging sapi naik dari Rp 120 ribu menjadi Rp 130 ribu per kilogram dan daging ayam BR dari Rp 32 ribu menjadi Rp 35 ribu,” ujarnya saat dihubungi DEPOSTPANGANDARAN, Selasa (11/05/2021).

BACA JUGA :Ikatan Cinta Malam Ini, Bikin Terharu Aldebaran Bisa Menerima Reyna Sepenuhnya

Sedangkan di Pasar Pananjung, kata dia, sejumlah kebutuhan pokok juga mengalami kenaikan seperti bawang merah naik dari Rp 30 ribu menjadi Rp 40 ribu atau naik 25 persen.

"Sementara bawang putih terpantau naik dari Rp 25 ribu menjadi Rp 30 ribu per kilogram,” katanya.

Di Pasar Parigi, Tedi mengatakan, harga cabe merah naik dari Rp 40 ribu menjadi Rp 50 ribu per kilogram, cabe kriting naik dari Rp 30 ribu menjadi Rp 50 ribu per kilogram.

”Cabe rawit naik dari Rp 60 ribu menjadi Rp 70 ribu per kilogram, dagingayam kampung dari Rp 63 ribu menjadi Rp 65 ribu per kilogram, sementara minyak goreng curah naik sedikt dari Rp 15 ribu menjadi Rp 15,5 ribu per kilogram,” paparnya.

Kata dia, kenaikan ini akan terus berlanjut hingga H-1 idul fitri nanti.

”Kenaikan harga ini sudah biasa, karena permintaan pasar yang tinggi,” sebut Tedi.

Kepada masyarakat, Tedi mengimbau agar tidak terlalu berlebihan dalam hal tingkat konsumsi, karena bisa menjadi penyebabnya inflasi.

”Tidak perlu berlebihan sewajarnya saja,” pungkasnya. (Deni)

BACA JUGA :Sumedang Larang, Jejak Kejayaan Kerajaan Islam di Tatar Sunda

Editor: Riyan
								
    Bagikan  

Berita Terkait