Efek Perang Rusia vs Ukraina, Pengrajin Rotan Di Cirebon Jadi Sepi Orderan

Berita —Sabtu, 16 Sep 2023 09:33
    Bagikan  
Efek Perang Rusia vs Ukraina, Pengrajin Rotan Di Cirebon Jadi Sepi Orderan
Castika (kanan) bersama sang istri Tunggal, berharap perang segera berakhir dan semua akan kembali seperti biasa. (Depost Network / Siska Septiani, Dikki Wahyu Afandi)

POSTPANGANDARAN,- Efek perang dahsyat antara Rusia vs Ukraina ternyata tidak hanya berdampak di kawasan Eropa saja, tetapi pengrajin rotan di Cirebon juga mengalami dampaknya.
Efek perang Rusia vs Ukraina ke pengrajin Cirebon itu bisa dikatakan cukup berdampak signifikan.
Hal tersebut disampaikan oleh Castika salah seorang pengrajin rotan di Sentra Pengrajin Rotan Desa Tegalwangi, Cirebon.
Kepada Depost Network, ia mengatakan bahwa akibat efek perang kedua negara tersebut, harga angkut kontainer mengalami kenaikan hingga 2 kali lipat. Hal itu juga membuat penjualan menurun.
“Karena perang Rusia vs Ukraina itu, jadi mungkin kontainer jadi rawan yah, harganya naik 2 kali lipat, para ekportir jadi menahan diri duru,” kata Castika Kamis 14 September 2023.
Namun fakta menarik lain diungkap oleh Castika. Selama Covid-19 yang terjadi antara 2020 hingga 2021, justru penjualan meningkat.
“Kalau Covid justru ramai mas, tapi pas perang itu jadi sepi,” kata Castika.

Baca juga: Tiba di Amerika Serikat, Dua Ulama Jabar Jebolan English for Ulama Langsung Kunjungi Pesantren


Kini ia bersama 15 karyawannya mengerjakan berbagai pesanan lokal. Untuk ekspor mereka menunggu waktu yang bagus.
“Semoga perangnya berakhir,” kata istri Castika, Tunggal menambahkan.
Tidak hanya gegera perang Rusia vs Ukraina, persaingan harga juga hadirnya marketplace menjadi faktor lain lesunya usaha di sentra pengrajin rotan.
Saat ini, hampir semua masyarakat di sentra pengrajin rotan alami penurunan penjualan alias sedang lesu order.
Hal itu juga berdampak pada ekonomi masyarakat yang bergantung pada industri rotan.
“Ya karena sepi order yah gak ada kerjaan lain ya nganggur, kalau kerja emang mau ke mana lagi,” katanya.
Mereka berharap agar kedepannya pemerintah setempat dapat memperhatikan nasib daripada pengrajin rotan.
Terlihat juga beberapa pabrik di kawasan tersebut tutup akibat sepinya orderan. Saat ini mereka hanya bisa berdoa, semoga kedepannya situasi kembali membaik dan orderan kembali normal seperti biasa. 

Baca juga: 4 Strategi Mencari Tiket Pesawat Murah, Ternyata Begini!


Editor: Admin s
    Bagikan  

Berita Terkait