Creepypasta, Festival Bagian 1

Horror —Minggu, 2 Oct 2022 19:02
    Bagikan  
Creepypasta, Festival Bagian 1
Ilustrasi

POSTPANGANDARAN,- Kejadian ini terjadi 10 tahun lalu. Saat itu, aku punya banyak waktu luang dan bosan selama menjelang musim gugur pertamaku di Universitas, jadi aku pergi jalan-jalan bersama tiga temanku.

Kami menemouh perjalanan sekitar satu jam ke daerah yang tidak berpenghuni, melihat sana-sini. Tapi tidak ada yang menarik. Matahari pun mulai terbenam.

“Bukankah disini seharusnya ada tempat berhantu?” Tanya temanku Joshua secara tiba-tiba.

Waktu itu adalah jaman dimana smartphone popular dan sinyalnya sangat buruk, jadi kami susah sekali mendapatkan jaringan. Akhirnya kamu mengikuti naluri Joshua dan berkeliling untuk menemukan tempat tersebut.

Musim panas hampir berakhir, hari-hari berlalu semakin cepat. Segala sesuatu di sekitar kami pun mulai gelap.

“Ah, sudah mulai menyeramkan sekarang” Joshua berkarta sambil bersemangat.

“Belok ke sana” ucapnya lagi yang masih mengandalkan instingnya.

Aku merasa ada sesuatu yang tidak beres. Tapi semua orang malah bersemangat.

Saat semua sesuati di sekitar kami menjadi gelap gulita, kami melihat bangunan di sebelah kiri kami. Bangunan itu tampak seperti bangunan kecil yang mungkin dapat kamu lihat di stasiun manapun di pedesaan, seperti toko kecil yang mencual sayuran dan barang-brang local.

Baca juga: Derbi Jatim Arema FC Vs Persebaya , Memakan 127 Korban Meninggal, Begini Kronologisnya

“Apakah ini tempatnya? Tanya George, temanku yang lain.

“Bukan, bukan disini” jawab Joshua.

“Ya, ini sepertinya hanya stasiun biasa.” Jawabku. Bangunannya gelap tapi tidak terlihat se tua itu, kami pun melewatinya begitu saja.

“Hah, apakah ada festival?” kata Maria.

“sepertinya begitu.” George setuju. “Apa kamu ingin pergi memeriksanya? Aku sepertinya harus buang air kecil juga.”

“Aku juga.” Jawabku. Semua orang saling berbicara, aku piker itu untuk menghilangkan rasa takut yang bertahan dalam keheningan.

Seteah berkendara beberapa saat, kami menerikan stasiun yang sama dengan yang baru saja kami lihat kami lihat di sisi kiri jalan tadi.

“Apa? Bukankah ini tempat yang sama?” tanyaku.

“Tidak! Tidak mungkin. Apa kita berputar-putar?” Tanya George.

Tapi, bangunan ini terlihat persis sama.

“Orang-orang hanya buang-buang pajak untuk membuat dua bangunan yang terlihat sangat mirip dan berdekatan, kan” aku mengeluh sambil menahan rasa takut.

Aku pun segera menyadari apa yang membuat semuanya terasa tidak enak.

Aku menghentikan mobil di tempat yang mirip seperti tempat parkir. Aspalnya pun bahkan terasa  tua dan rapuh. Bangunan itu dikunci dengan rantai dan tampaknya sudah cukup lama berlalu, jadi bangunan itu runtuh.

Tampaknya ada festival yang berlangsung di dekatnya, dan bangunan yang bisa kita lihat dalam cahya redup di kejauhan juga tampak menyeramkan.

“Sial! SEPERTINYA TOILET DISINI TIDAK BUKA!!” kata George dengan penuh emosi.

“Menjijikan! Cepat pergi dari sana.” Kata Maria dan aku sambil kembali ke mobil, sedangkan Joshua sudah berjalan ke tempat parkir dan dia berteriak pada kami.

“Hai!! Disini, ada festival!”

Bersambung…

Baca juga: Gubernur Ridwan Kamil Pimpin Hari Kesaktian Pancasila 2022 di Lapangan Gasibu

Editor: Zizi
    Bagikan  

Berita Terkait