Creepypasta, Rumah Sakit Terbengkalai

Horror —Sabtu, 1 Oct 2022 13:02
    Bagikan  
Creepypasta, Rumah Sakit Terbengkalai
Rumah Sakit Terbengkalai.*(FOTO: PINTEREST)

POSTPANGANDARAN.- Aku mengambil map berisi catatan pasien ke tanganku untuk melihat ada telepon masuk atau tidak. Bagiku, hal ini adalah sebuah tantangan.

Aku mulai berpikir apakah aku pulang saja? Karena tidak ada apapun yang terjadi. Tapi, lamu sentertu tiba-tiba mati dan tedengar suara yang keras “BRAAAK” di tengah kegelapan.

Tiba-tiba saja senterku kembali menyala dan salah satu temanku melihat kea rah belakangku dengan wajahnya yang ketakutan. Beberapa saat, kami berdua berpencar seolah ada hal yang mengejar kamu. Aku tidak tahu apa yang telah terjadi, namun aku takut sekali untuk menoleh ke belakang dan ikut berlari.

Aku pun kembali ke tempat dimana kami meninggalkan mobil kamu. Namun…

Mobil itu sudah menghilang dengan teman-temanku yang lain! Sialan! Orang macam apa yang meninggalkan temannya seperti ini? Sial! Aku harus berjalan kaki untuk pulang!

Aku berjalan dengan menyeret kakiku. Mungkin karena aku belum pernah berlari sekencang itu membuat tubuhku menjadi kelelahan. Namun tubuhku terasa berat, seperti ada yang berpegangan padaku.

Apakah aku kesurupan? Eh! Tunggu. Apa yang barusan ku katakana? Jangan berpikir aneh-aneh! Aku hanya ingin segera pulang ke rumah dan segera beristirahat. Aku masih memegang map berisi catatan pasien dari rumah sakit itu.

Baca juga: Resep Tomyam Seafood ala Rumahan

Aku pun tiba di rumah.

Tapi, ponselku tidak ada! Apa aku menjatuhkannya dirumah sakit? Ini tidak lucu! Aku terlalu takut untuk kembali ke rumah sakit itu.

Tiba-tiba saja aku melihat lampu merah berkedip. Ternyata, seseorang meninggalkan pesan di mesin penjawab telepon.

Bulu kudukku mulai berdiri. Menurut cerita yang beredar, jika kamu mengambil sesuatu dari rumah sakit itu, maka kamu akan menerima telepon dari para “penghunu” rumah sakit itu yang akan meminta kembali barang yang sudah kamu ambil dari tempat itu.

Apakah ini menjadi kenyataan?

Dengan gemetar aku menekan tombol “play”

“hei, apa kau baik-baik saja? Segera telepon aku jika kamu menerima pesan ini!” ternyata telepon itu berasal dari salah satu temanku.

Aku pun tertawa, ternyata legenda itu hanya fiksi semata.

Aku pun segera mengangkat telepon dan menghubungi temanku tadi.

“apa yang ada dalan pikiran kalian? Kalian baru saja meninggalkan aku sendirian disana!” ucapku sambi marah karena kesal.

“ah ternyata kamu baik-baik saja, aku lega…” temanku itu kemudian berseru dengan teman-teman lainnya  “hei, ternyata dia baik-baik saja.”

Aku semakin kesal, “Memamngnya apa yang tadi kalian lihat sampai kalian berlari ketakutan ketika melihatku?”

“serius? Apa kau tidak melihatnya?”

“tadi ada sesuaty menarikmu, kakimu terasa sakit karena itu. Apa ada luka atau lebam?” Tanya temanku.

Baca juga: Dicekik dan Dibanting, Ini Kronologi Pertengkaran Lesti dan Rizky Billar

“apa maksudmu? Tidak ada yang menarikku!”

Dia menjelaskan bahwa saat lampu senter mati dan terdengar suara keras, begitu lampu senter menyala kembali, mereka melihat aku terbaring di lantai dan puluhan tangan muncul dari lantai dan memeluk tubuhku erat-erat.

“bohong! Aku sama sekali tidak ingat kalau aku terjatuh tadi. Kalian sedang mengerjaiku?” sambungku kesal.

Aku menutup telepon dan terus memikirkan apa yang baru saja terjadi. Namun aku sama sekali tidak mengerti.

Telepon pun kembali bordering. Aku segera mengangkat telepon itu.

“ada apa lagi? Kalian ingin mengerjaiku lagi?”

“halo pak, ini dari rumah sakit.”

“apa? Ini sama sekali tidak lucu, apakah aku lelucon bagimu?”

“ini dari rumah sakit, pak…”

Sialan! Apakah semua ini ternyata benar?

Aku mentapa kea rah map catatan pasien yang kubawa ke rumah. Persaanku sungguh tidak enak..

Bulu kudukku beridiri, aku merasa sedang dalam kesulitan.

Baca juga: Perkuat Forum Kerukunan Umat Beragama Kota Depok

“pak, anda meninggalkan sesuatu di rumah sakit, jika tidak salah. Segera datang ke rumah sakit, kami sangat ingin bertemu dengan anda.” Telepon itu langsung di tutup.

Sialan, aku sudah tidak bisa berlari lagi. Aku pun menyiapan hal terburuk yang bisa saja terjadi.

Aku tak bisa kabur, aku sendiri. Tidak ada satupun yang bisa menyelamatkanku, tidak ada jalan lain.

Aku tiba di rumah sakit malam itu.

Seorang suster berdiri sendiri di tengah lobi yang sangat luas. Satu-satunya yang ku perhatikan saat itu, ia sangat muda dan manis.

“barang anda yang hilang ada disini.” Ia mengangkat handphoneku dan menunjukannya padaku.

“ah! Itu telepon saya! Saya piker saya menjatuhkannya disini. Apa maksud anda barang yang ditinggalkan adalah, handphone saya?”

“Iya, pak” jawabnya.

Aku menghela nafas setelah menyadari keadannya tidak seburuk yang aku duga. Tidak lupa, aku mengucapkan terima kasih pada suster tersebut.

Aku kemudian menyadari bahwa aku masih memegang map catatan pasien milik mereka. “’Oh ya, ini milik rumah sakit. Maaf saya mengambilnya.”

“kami tidak membutuhkannya pak” saat mengatakan itu, ia menjatuhkan map tersebut ke langai dan tiba-tiba sesuatu muncul dari bawahku, menggapai dan menarikku hingga au terjatuh.

“Apa?!”

Aku pun tersadar, ketika aku tersadar, aku sedang terbaring di lantai dengan puluhan tangan menahanku disitu. (PARISAINI R ZIDANIA)  

Baca juga: Ridwan Kamil Bantu Pengobatan Warga Depok

Editor: Zizi
    Bagikan  

Berita Terkait