POSTPANGANDARAN
SAJAK-SAJAK KEGELISAHAN
Oleh: Amir Machmud NS
SIAPA BERANI MENYELINGKUHI LANGIT?
runcing hujan menghunjam seperti cucuran tombak
perih merobek langit yang tak siap dikhianati
warna darahkah yang mengucur merah
atau halusinasi dalam lengkung pelangi
o, sejuk hujan malah menggurat luka panjang
tebal awan menggugat kemasabodohan semesta
: siapa berani menyelingkuhi langit
yang teduh dengan kebiruan
yang lembut dengan putih awan berarakan
yang setia tak terpadamkan
oleh panas, hujan, damai, dan badai
kutunggu runcing tajam hujan
agar menghunjam jantung penuh amarah
agar menambal robek luka langit
mengembalikan teduhnya
memulihkan lembutnya
memuliakan kesetiaannya.
(2020)
Baca juga: Anak 5 Tahun Dirantai, Polisi Bekuk Pelaku
Baca juga: Curug Layung, Destinasi Wisata Alam Menyegarkan di Bandung
Baca juga: Rambut Nenek Kuliner Tempo Dulu yang Hit Hingga Saat Ini
MEMBACA SUBUH
subuh terbaca kelabu
dalam embun yang meriang
kabar itu kaukirim
: tentang akhir perjalanan
kuucap duka, sepenuh muram
mengiringi kepergiannya
pagi tiba-tiba merah mengerontang.
(2020)
DI LANGIT MURAM
kematian mungkin bersilang kisah
antara tangis dan husnul khatimah
mengeja jejak
hingga ke titik akhir perjalanan
kau tabur doa dengan ronce ayat suci
lantun yasin menyayat pilu
samar-samar kulihat hadir
utusan di langit muram
kau dengar itu kehadiran malaikat yang tak terlihat
kau lihat itu ketakziman lantun doa yang tak terdengar
sucikan hati untuk yang mati hari ini
menangislah dalam hikmah
deraslah doa untuk yang pergi
kita muram untuk tak hilang benderang.
(2020)
PARTITUR HIDUP
hidup hanya partitur
mengusung nada-nada
catatan yang kau bolak-balik
menjadi berlembar ceritera
duka dan suka bergumul mengelindan
partitur menanda hidup
mengeja kisah
kadang menertawakan
acap pula mengungkap kesedihan
dengan angka, dengan nada
kau rayakan ekspresi di ruang muram
kau merenung sunyi di ruang riang
apa bedanya?
: kau konduktori orkestrasi kehidupan
mengiris-iris
menyayat-nyayat
melompat-lompat
menari-nari
sejuta rasa kita eja
saatnya kau hidangkan
tembang penuh rahasia.
(2020)
-- Puisi-puisi di atas dinukil dari antologi Kematian, Setiap Kali (2021) karya Amir Machmud NS. Penyair yang juga wartawan itu telah menerbitkan antologi lainnya, Tembang Kegelisahan (2020), Percakapan dengan Candi (2021), dan Dari Peradaban Gunadarma (2021). Puisi-puisi Amir tersebar di berbagai media dan sejumlah antologi bersama. Kini dia sedang menyiapkan antologi Siapkan Pakaian Putihku.
Baca juga: Curug Layung, Destinasi Wisata Alam Menyegarkan di Bandung
Baca juga: Rambut Nenek Kuliner Tempo Dulu yang Hit Hingga Saat Ini