Semakin Baik, Karim Benzema Bagaikan Anggur

Sepak Bola —Kamis, 30 Sep 2021 15:18
    Bagikan  
Semakin Baik, Karim Benzema Bagaikan Anggur
Semakin Baik, Karim Benzema Bagaikan Anggur/pinterest

POSTPANGANDARAN

Oleh: Amir Machmud NS

“KARIM Benzema itu seperti anggur. Makin baik seiring berjalannya waktu...”
Ucapan bernada pujian itu disampaikan oleh Carlo Ancelotti, arsitek Real Madrid dalam sebuah wawancara dengan As.
Apresiasi Don Carlo tidaklah berlebihan. Benzema, penyerang yang juga kapten Real Madrid menunjukkan performa yang betul-betul membuat publik Santiago Bernabeu tak lagi risau ditinggalkan oleh Cristiano Ronaldo dan Sergio Ramos.

Dari sisi produktivitas, Benzema telah memosisikan diri sebagai pengganti Ronaldo yang kini pulang ke Manchester United setelah sebelumnya bertualang di Juventus. Sedangkan dari aspek kepemimpinan, pemain asal Prancis itu mampu mengambil alih ban kapten tim dari Ramos yang hijrah ke Paris St Germain.

Baca juga: Ikatan Cinta Malam Ini, Seru, Aldebaran Beri Pelajaran pada Orang yang Menyadap Rumahnya!

Baca juga: Bupati Ciamis : Kolaborasi, Sinergitas dan Peningkatan SDM Jadi Kunci Pencapaian Visi Misi


Pemain bernama lengkap Karim Mustofa Benzema itu, boleh jadi adalah figur yang tak terlampau “diperhitungkan” dalam kontestasi puncak individual para pemain sepak bola. Katakanlah ketika kita bicara tentang persaingan untuk mendapatkan Ballon d’Or.

Namanya seolah-olah terbenam oleh sinar terang Lionel Messi, Cristiano Ronaldo, Neymar Junior, Kylian Mbappe, Mohamed Salah, Robert Lewandowski, Erling Haaland, Harry Kane, atau bahkan Ryad Mahrez -- pemain Manchester City yang sama-sama berdarah Aljazair. Musim ini dia juga tak banyak disebut ketika nama-nama calon penerima trofi bergengsi itu mengerucutkan dua bintang baru, andalan Chelsea Jorginho dan N’Golo Kante.

Baca juga: Bupati Ciamis Paparkan Raperda Perubahan APBD Tahun 2021

Baca juga: Beginilah Tugas dan Peran Motekar yang di Bentuk DKBP3A Pangandaran

Tenggelam di Timnas

Dia bahkan sempat tenggelam dari percaturan tim nasional Prancis. Setelah terakhir kali pelatih Laurent Blanc membawanya ke Euro 2012, ke mana Benzema? Sebelumnya, taktikus timnas Raymond Domenech tak memanggilnya dengan alasan “mengembalikan performa” dan “agar Benzema fokus dalam penanganan skandal seks”.

Eks pemain nasional William Gallas dalam autobiografinya menyebut nama empat pemain yang terlibat skandal, yakni Benzema, Franck Ribery, Sidney Govou, dan Hatem Ben Arfa. Sebelumnya, dalam tim yang kehilangan disharmoni di Euro 2008, Benzema dan Samir Nasri disebut-sebut tidak akur dengan sejumlah rekannya. Pemain senior Claude Makalele sampai menegur Benzema yang dituding arogan oleh rekan-rekannya.
Karim Benzema juga tidak ambil bagian dalam sukses Les Bleus menjuarai Piala Dunia 2018 di Rusia. Pelatih Didier Deschamp lebih memercayai Kylian Mbappe, Antoine Griezmann, dan Olivier Giroud. Nama Benzema benar-benar telah menghilang.

Hanya Zinedine Zidane yang memberinya ruang penuh di Real Madrid. Ketika kemudian Deschamp membuka pintu timnas, Benzema menjawab dengan bukti torehan empat gol di Euro 2020. Dia menunjukkan punya “sesuatu” yang bahkan tak dimiliki bintang muda sekaliber Mbappe.
Kesetiaan Benzema kepada Tim Ayam Jantan memang tak sepatutnya diragukan. Pada 2006, dalam wawancara dengan Radio Monte Carlo, dia menegaskan, “Aljazair adalah tanah leluhur saya, tetapi saya akan membela tim nasional Prancis”. Pernyataan itu disampaikan untuk menjawab tawaran Federasi Sepak Bola Aljazair yang pernah memintanya untuk mengenakan seragam timnas.

Baca juga: Bupati Ciamis Paparkan Raperda Perubahan APBD Tahun 2021

Baca juga: Beginilah Tugas dan Peran Motekar yang di Bentuk DKBP3A Pangandaran

Kini dia menikmati peran sebagai kapten El Real, menggantikan Sergio Ramos. Di bawah pelatih Carlo Ancelotti, Benzema bermetamorfosis sebagai sosok pembeda. Ini adalah timing yang tepat ketika Cristiano Ronaldo memilih hijrah ke Juventus dan kini ke Manchester United.
Striker 33 tahun itu mengambil alih peran kepemimpinan Ronaldo dan Sergio Ramos. Dalam tiga musim terakhir tanpa dua ikon Madrid itu, dia membawa timnya sekali juara Liga dan semifinal Eropa.

Benzema makin menunjukkan ketajaman justru ketika usianya bertambah. Pada awal musim 2021-2022, dalam enam laga Madrid, dia telah terlibat dalam 15 gol dari total 21 yang dibukukan Madrid. Dia mencetak delapan gol dan 7 assist.
Dia mencatat start terbaik dalam enam laga pembuka di abad ke-21. Messi dan Ronaldo pun tak pernah mengukir rekor hebat itu. Kini Benzema menduduki peringkat pertama El Pichichi (pencetak gol terbanyak), unggul empat gol dari penyerang Real Villareal, Mikel Oyarzabal.
Sebagai penyerang yang belum pernah menjadi top scorer, kini dia adalah gantungan utama Madrid bersama Vinicius Junior. Jika konsisten hingga akhir musim, bukan tidak mungkin dia akan masuk percaturan Ballon d’Or. Sesuatu yang oleh legenda Barcrlona Samuel Eto’o dipandang sulit, namun Ancelotti melihat peluang itu terbuka lebar.

Seperti diberitakan oleh As, Don Carlo menyebut Banzema seperti anggur. “Karena apa yang dia lakukan dan apa yang sudah dikerjakan, maka dia harus ada dalam daftar orang-orang yang bisa memenangkan itu. Karim punya waktu untuk memenangkannya. Ini bukan musim terakhirnya. Dia seperti anggur, semakin baik seiring berjalannya waktu”.
Lalu mengapa Eto’o bersikap skeptis?

Legenda Kamerun yang juga pernah memperkuat Real Madrid itu menilai Benzema kurang dihargai. Sama seperti yang dialami oleh sejumlah pemain hebat lainnya, misalnya Raul Gonzales, Paolo Maldini, atau Roberto Carlos.
Benzema telah menjalani musim ke-12 bersama Madrid sejak 2009 dengan menorehkan 285 gol dari 565 laga di seluruh ajang. Dia ikut memenangi 18 trofi mulai dari La Liga, Copa del Rey, Liga Champions, Piala Super Eropa, dan Piala Dunia Antarklub.
Menurut Eto’o, Benzema tidak memperoleh apa yang pantas didapatkan. “Hal itu terkadang terjadi di sepakbola. Beberapa pemain kurang dihargai, dan pemain lain mendapatkan level apresiasi yang tidak pantas mereka dapatkan. Itulah hidup,” tuturnya.

Baca juga: Bupati Ciamis Paparkan Raperda Perubahan APBD Tahun 2021

Baca juga: Beginilah Tugas dan Peran Motekar yang di Bentuk DKBP3A Pangandaran

Kini Benzema memperlihatkan passion untuk missi khusus: kali pertama meraih gelar El Pichichi. Catatan dalam tiga musim terakhir tampak fantastis untuk pemain seusianya: 21 gol, 21 gol, dan 23 gol. Sayang, produktivitas itu belum cukup untuk melewati capaian 30 gol Leo Messi.
Usia tampaknya bukan penghalang bagi Benzema. Pada era 1950-an, legenda Madrid Ferenc Puskas menjadi pencetak gol tersubur dalam usia 33-37 tahun.
Kini Benzema menyamai performa sejumlah bintang yang tak terpengaruh oleh rongrongan perambatan usia. Katakanlah seperti Ronaldo, Zlatan Ibrahimovic, Lionel Messi, Robert Lewandowski, Francescvo Totti, Paolo Maldini, dan Gianluigi Buffon yang tetap eksis di atas kepala tiga.
Senjakala usia tak mengganggu hasrat mereka...

-- Amir Machmud NS, wartawan senior, kolumnis sepak bola, dan penulis buku.

 


Editor: Ajeng
    Bagikan  

Berita Terkait