Sketsa Rasa, Kumpulan Sajak, Dinginya Pagi dalam Sunyi

Pendidikan —Sabtu, 25 Sep 2021 13:38
    Bagikan  
Sketsa Rasa, Kumpulan Sajak, Dinginya Pagi dalam Sunyi
Sketsa Rasa, Kumpulan Sajak, Dinginya Pagi dalam Sunyi-pinterest

Oleh: Amir Machmud NS


DALAM DINGIN PAGI

dalam dingin pagi
semesta mengirim cahaya
memancarkan gumpalan rasa

kabut melintas mengaburkan
awan memintas mengelokkan
siluet magi seindah candi
estetika mahakarya

di rinai gerimis
biksu-biksu khusyuk berjalan
menderas doa keselamatan
menorehkan percik mewarna
di kanvas elok percandian

dalam dingin pagi
embun menyebar di tepi hati
alam seperti perigi
menampung air kehidupan
menyiangi kering jiwa-jiwa
menerangi kelam sukma
candi Sambarabudara untuk kita

diakah bukit dengan berkah swarga
tak teranggit begitu saja
semulia karya cipta budaya
lewat manusia terpilih
yang menemukan cara mengangankan
yang memastikan sikap agung untuk mewujudkan

tidakkah kalian merasakan
pohon bodhi tumbuh di hati
pelindung panas penyaring hujan
mengikat puja-puji dunia.
(2020)

Baca juga: Ikatan Cinta Malam Ini, Teka-teki Hubungan Andin dan Pak Irvan Terungkap

Baca juga: Drama Korea Squid Game 2021 Sub Indo, Permainan Mempertaruhkan Nyawa

Baca juga: Ramalan Zodiak Besok Minggu 26 September 2021, Virgo Kencan Romantis, Leo Waspada Dihianati

Baca juga: Ramalan Zodiak Hari Ini Sabtu 25 September 2021, Pisces Takut Karma, Capricorn Butuh Saran



DARMA SUNYI MAHA EMPU

sunyi darma
atas nama guna
kemanfaatan manusia
engkaukah itu, Empu Gunadarma?

dalam semesta Sambarabudara
dia selalu ada
antara sejarah dan legenda
keagungan yang tak terpisahkan
di balik misteri tak terpecahkan

siapa yang mengusung visi besar
di situs Bara Budara
merancang anggun batu-batu
menyusun penyatuan relief ceritera
memberi arti pada tiap tanda
merias ritus dari sudut ke sudut
dengan presisi sejernih mata hati

ah, rencana yang tak kasat mata
dari bening pijar batin
menggerakkan tangan-tangan terampil
memberi daya dari alam tak terbaca

dalam darma ide
dalam darma visi
dalam darma mewujudkannya
berenang di kedalaman mata Budha
tirakat yang mencerahkan semua

demi jernih politik agama
dan kuasa negara
yang mengayomi semua
prasasti mana yang melipat Gunadarma
: di suar sinar Rakai Panangkaran
di karsa kuasa Samaratungga
di balik cerdik politik Rakai Pikatan?

senyap pun menoreh maha empu

takkan cukup engkau hanya ditera
sebagai pencipta
tanpa terang bahasa sejarah
: siapakah Gunadarma.
(2020)

-- Dua puisi di atas dinukil dari antologi “Percakapan dengan Candi” (2021) sebagai salah satu di antara sejumlah kumpulan puisi Amir Machmud NS. Puisi-puisi penyair dan wartawan senior asal Semarang itu menyebar di berbagai media dan antologi bersama.


Editor: Ajeng
    Bagikan  

Berita Terkait