Ternyata Ini Alasan Kenapa Orang Sunda Suka Makan Lalapan

Kuliner —Senin, 10 May 2021 13:32
    Bagikan  
Ternyata Ini Alasan Kenapa Orang Sunda Suka Makan Lalapan
Menurut pengamat sejarah kuliner, Fadly Rahman, lalap Sunda sudah disajikan sejak abad ke-10 Masehi. Sajian makanan berupa sayur-sayuran segar ini, disebut dalam Prasasti Taji, bertanda tahun 901 Mas

PANGANDARAN, DEPOSTPANGANDARAN

Setiap daerah tentu memiliki makanan khasnya masing-masing, tak terkecuali dengan Jawa Barat. Provinsi yang dimoniasi oleh suku sunda ini memiliki banyak tempat makan yang menawarkan makanan khas Sunda. Dan biasanya di setiap rumah makan Sunda, itu selalu identik dengan sambal dan lalapan. Beberapa sajian lain seperti pepes hingga berbagai makanan yang dibakar juga banyak ditawarkan di rumah-rumah makan khas Sunda.

Jika melihat dalam kajian ilmu antropologi, makanan itu dipandang memiliki makna-makna simbolik yang jauh lebih dalam ketimbang sekadar pemenuh kebutuhan sehari-hari. Seto Nurseto, seorang lulusan program studi antropologi Universitas Padjadjaran, mengatakan bahwa makanan berkaitan erat dengan kebudayaan yang melingkupinya.

Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sekelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Kebanyakan orang kerap menyamakan kebudayaan dengan kesenian, terutama kesenian tradisonal, padahal kesenian hanyalah satu bagian kecil dari kebudayaan.

“Budaya pahili eujeung seni. Jadi, orang kalau ditanya ‘tahu budaya sunda, tidak?’ jawabnya jaipongan, ketuk tilu, kuliner, dan seterusnya. Bagi mereka, budaya Sunda hanya itu,” ujar Mochamad Ari Mulia, Ketua Dewan Karatuan Majelis Adat Sunda.

Rimbo Gunawan, pengampu mata kuliah ‘Makanan dan Kebudayaan’ di program studi antropologi Universitas Padjadaran menjelaskan: sesuatu yang dianggap makanan oleh satu kebudayaan belum tentu dianggap makanan juga oleh kebudayaan yang lain. Setiap kelompok mengatur makanan mereka berdasarkan aturan budaya masing-masing. Aturan itu bisa didasari berbagai macam hal seperti keyakinan, sejarah, dan lain-lain.

Baca juga: Ikatan Cinta Malam Ini Aldebaran Mulai Sesali Telah Menajauhi Reyna


Hal ini tentu akan menjadi paradoks, di satu sisi makanan bisa mengkotak-kotakan, tapi di sisi lain makanan juga bisa menjadi pemersatu. “Perjanjian damai, misalnya, pasti diawali atau diakhiri dengan makan bersama,” ujar rimbo.

Lalapan dalam Makanan Sunda

Dalam Konferensi Internasional Budaya Sunda I pada Agustus 2001 silam, pakar mikrobiologi Institut Teknologi Bandung Unus Suriawieia menjelaskan bahwa dari 80 jenis makanan Sunda, lebih dari 65 persen di antaranya ialah tumbuh-tumbuhan. Dalam buku Lalab dalam Budaya dan Kehidupan Masyarakat Sunda, Unus menjelaskan bahwa kegemaran masyarakat Sunda makan lalap sejalan dengan budayanya yang mementingkan harmoni manusia dengan alam.

Pendapat lain pun diungkap oleh Samson, salah seorang pengamat budaya Sunda yang bekerja sebagai dosen Ilmu Informasi dan Perpustakaan Universitas Padjajaran, Ia mengatakan bahwa budaya Sunda tak sekadar mendefisinisikan suku atau etnis. Menurutnya, lebih dalam dari itu, kebudayaan Sunda juga membicarakan kebaikan dan keburukan. “Ada penanda dari kebudayaan Sunda yang berjaya selama 900 tahun, yaitu Sad Rasa Kemanusiaan atau enam aspek nilai kemanusiaan Sunda.

Baca juga: Video Sapi Menghalangi Pemudik Lokal dan Truck Angkutan Logistik di Jalan Viral di Media Sosial

Baca juga: Ramalan Zodiak Besok Selasa 11 Mei 2021, Taurus Saling Melengkapi, Leo Sedang Berjuang

Yang pertama adalah moral manusia terhadap Tuhan, kedua adalah moral manusia terhadap pribadinya, yang ketiga adalah moral manusia dengan manusia lainnya, keempat adalah moral manusia terhadap waktu, yang ke lima itu moral manusia terhadap alam, dan yang terakhir adalah moral manusia terhadap kesejahteraan lahir batin,” ujar Samson.

Hal itu semakin memperjelas bahwa manusia Sunda memang mengenal alam dan terbiasa hidup menyatu dengan alam. Kebiasaan mengkonsumsi lalap hanya salah satu pantulan dari cara hidup tersebut. Samson melanjutkan, pehuma Sunda mengenal pembagian tanaman berdasarkan untuk siapa tanaman itu ditanam.

Lain dengan Samson, menurut Rimbo, keterampilan manusia Sunda mengenali alamnya boleh jadi merupakan buah dari keragaman ekologi yang ada di tanah Sunda. “Dalam seminar kebudayaan Sunda pada 2005 atau 2009, ada satu makalah yang mengatakan keragaman hayati di Jawa Barat jauh lebih kaya dibandingkan Jawa Tengah dan Jawa Timur. Mungkin hal itulah yang kemudian menyebababkan orang sunda identik dengan lalapan dalam setiap makanan khasnya. (EK)


Editor: Ajeng
    Bagikan  

Berita Terkait