Sejarah Rengasdengklok di Perang Dunia II

Pendidikan —Rabu, 16 Nov 2022 16:21
    Bagikan  
Sejarah Rengasdengklok di Perang Dunia II
Peristiwa Rengasdengklok.*(FOTO: Pinterest)

POSTPANGANDARAN,- Peristiwa Rengasdengklok tidak bisa dilepaskan dari Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945.

Peristiwa Rengasdengklok adalah aksi yang dilakukan oleh golongan muda dibawah pimpinan Chairul Saleh dengan menculik Soekarno dan Hatta tepat sebelum proklamasi kemerdekaan Indonesia dibacakab.

Penculikan ini dimaksudkan untuk menjauhkan Soekarno dan Hatta dai pengaruh Jepang.

Peristiwa Rengasdengklok terjadi akibat adanya perbedaan pendapat antara golongan kuda dan golongan tua dalam menyikapi kekalahan Jepang di Perang Dunia II.

Perbedaan ini terjadi di golongan tua dan golongan muda terkait waktu yang tepat untuk membacakan proklamasi kemerdekaan.

Seperti yang diketahui dalam sejarah, Jepang Menyerah tanpa syarat kepada sekutu pada tanggal 14 Agustus 1945. Awalnya, Jepang merencanakan untuk merahasiakan hal ini dari Indonesia namun gagal dilakukan.

Orang yang pertaa kali mengetahui atau mendengar berita kekalahan Kepang di Perang Dunia II adalah Sutan Syahrir.

Setelah mengetahui hal ini, golongan muda segera menemui Soekarno dan Hatta dan meminta keduanya untuk segera menyelenggarakan proklamasi kemerdekaan.

Baca juga: Resep Bika Ambon, Kue Berongga khas Medan

Golongan Muda dibawah pimpinan Chairul Sholeh menginginkan agar Soekarno dan Hatta segera mengumumkan kemerdekaan Indonesia melalui prokalami.

Namun, keinginan dari golongan muda mendapat tentangan dari golongan tua yang di pimpin oleh Soekarno.

Golongan tua berpendapat bahwa proklamasi akan diputuskan melalui Sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).

Tepat sebelum peristiwa Rengasdengklok yang terjadi pada 15 Agustus 1945, para golongan muda dibawah pimpinan Chairul Ssaleh mnegadakan ramat di Jalan Pegangsaan Timur, Jakarta. Rapat ini membahas kapan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia akan dikumandangkan.

Di dalam rapat, bahwa kemerdekaan Indonesia adalah keputusan dari rakyat Indonesia bukan dari Jepang.

Pada malam harinya, anggota dari golongan muda, Wikana dan Darwis diutus untuk menemui Soekarno dan Hatta untuk mendesak keduanya agar segera memproklamasikan Kmedekaan Indonesia pada 16 Agustus 1945.

Wikana dan Dawris juga mengancam Soekarno dan Hatta. Dalam ancamannya, mereka menyebutkan jika pada 16 Agustus 1945 proklamasi kemerdekaan Indonesia belum dilakukan, maka aka nada terjadi pergolakan besar.

Namun, desakan dari Wikana dan Darwis tidak dituruti oleh Soekarno dan Hatta. Mereka berpendapat bahwa pelaksanaan proklamasi Kemerdekaan Indonesia akan dirundingkan terlebih dahulu oleh PPKI.

Baca juga: Pantai Batu Hiu, Tanah Lot-nya Jawa Barat!

Mendengar hal itu, Wikana dan Darwin kembali mengadakan rapat bersama dengan golongan muda di Jalan Cikini 71, Jakarta.

Di rapat, diputuskan bahwa Soekarno dan Hatta akan dibawa ke Rengasdengklok untuk menjauhkan mereka dari pengaruh Jepang.

Rencana golongan muda menculik Soekarno dan Hatta ke Rengasdengklok dilaksanakan pada 16 Agustus 1945 dini hari.

Keyika dibawa golongan muda untuk menuju Rengasdengklok, Soekarno dan Hatta tidak menolak. Padahal sebagai tokoh utama PPKI, Keduanya jelas memiliki kekuatan dan juga kewibawaan.

Hal ini terjadi karena sebenanrya keduanya juga merasa bahwa kemerdekaan harus segera di proklamasikan. Namun, ancaman dari Pemerintah Jepang dan Janji Kemerdekaan. Membuat Soekarno dan Hatta belum bisa mengambil keputusan.

Setelah sampai di Rengasdengklok, Soekarno dan Hatta kembali di desak golongan muda untuk segera memproklamasikan kemerdekaan, setelah di desa di hadapan Shodanco Singgih, salah satu golongan muda, Soekarno akhirnya bersedia untuk memproklamasikan kemerdekaan setelah mereka kembali ke Jakarta.

Baik dari golongan muda dan golongan muda pun sepakat bahwa proklamasi kemerdekaan harus dilakukan di Jakarta.

Ketegangan di Rengasdengklok pun dapat diakhiri setelah Achmad Soebardjo yang juga salah satu anggota golongan tua menjemput Soekarno dan Hatta di Rengasdengklok dan menjamin proklamasi kemerdekaan Indonesia akan dilaksanakan pada 17 Agustus 1945.

Setelah kembali dari Rengasdengklok, Soekarno dan Hatta menuju rumah Laksamana Maeda untuk menyusun naskah proklamasi. Sesampainta di Jakarta, Soekarno dan Hatta pun segera menyusun teks proklamasi di rumah Laksamana Maeda yang kemudian di ketik oleh Sayuti Melik.

Pada 17 Agustus 1945 pukul 10.00, Proklamasi Indonesia dibacakan oleh Soekarno di Jalan Pegangsaan Timur nomor 56, Jakarta.

Baca juga: Sinopsis Film Sayap Sayap Patah yang Berdasarkan Kisah Nyata

Editor: Zizi
								
    Bagikan  

Berita Terkait