Oleh: Amir Machmud Ns
CAHAYA YANG MENYIRAM
tentu tak secara tiba-tiba cahaya mengurung rongga hidupku. Siapa yang mampu menelusupkan sinar dari celah yang aku sendiri pun tak menemukannya?
aku takkan mengurainya. Biarlah cahaya itu menjadi seperti ruap matahari pagi yang menyiramkan energi hangat tubuh dan menyegarkan angan
dalam terangnya kutemukan rasa. Dalam rasa kucecap kehangatan. Takkan kusoal dari mana ia tiba. Kudapatkan rekah nikmat pori-pori yang kini memancar menjadi kiblat pikiran, pelan-pelan meninggalkan kusam masa lalu
di depan, kuyakin cahaya itu makin menyiramkan makna.
(2021)
Baca juga: Ramalan Zodiak Besok Minggu 19 September 2021, Virgo Sangat Bergairah, Leo Mengabaikan Pasangan
Baca juga: Ramalan Zodiak Hari Ini Sabtu 18 September 2021, Sagitarius Mudah Cemburu, Pisces Mantapkan Hati
SUNGAI ITU SEPERTI DIRIKU
sungai itu seperti hidupku. Gemericik airnya sabar menghalau waktu yang pernah bergemuruh. Kini betapa dia mengalun tenang sebening itu
pernah dia meriuh hiruk pikuk. Mengempas banjir menyingkirkan bebatu dan ranting-ranting lepas bersilangan. Warnanya keruh kuning kecokelatan seperti jiwa yang meronta
sungai itu seperti diriku. Kulihat pada titik tenang dan pada amuk air. Tapi kucoba menjadi gemericik bening. Tapi kubertahan agar tak lagi membawa warna keruh kuning itu.
(2021)
Baca juga: Ramalan Zodiak Hari Ini Sabtu 18 September 2021, Sagitarius Mudah Cemburu, Pisces Mantapkan Hati
Baca juga: Masuk Objek Wisata, Pengunjung Harus Tunjukan Bukti Sudah Vaksin Melalui Aplikasi PeduliLindungi
-- Puisi-puisi Amir Machmud NS tersebar di sejumlah antologi bersama dan di berbagai media. Antologi tunggalnya yang sudah terbit adalah "Tembang Kegelisahan" (2020), "Percakapan dengan Candi" (2021), dan "Kematian, Setiap Kali" (2021). Kini penyair yang tinggal di Semarang itu tengah menyiapkan penerbitan antologi "Dari Peradaban Gunadarma".