3T di Kota Bandung, Terbaik di Jawa Barat

Berita —Rabu, 28 Apr 2021 12:10
    Bagikan  
3T di Kota Bandung, Terbaik di Jawa Barat
Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinkes Kota Bandung, dr Yorisa Sativa. (Humas Pemkot Bandung)

POSTPANGANDARAN, BANDUNG.

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung memastikan, penanganan 3T yakni Tracing, Testing, dan Treatment di Kota Bandung masuk kategori terbaik di Jawa Barat. 

Demikian disampaikan Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinkes Kota Bandung, dr Yorisa Sativa pada Bandung Menjawab di Taman Sejarah, Kota Bandung.

Menurut Yorisa, tracing yang dilakukan oleh 80 Puskesmas di Kota Bandung cukup hebat sejak Maret 2020 lalu hingga saat ini.

"Memang sejak awal Maret 2020 lalu terus melakukan tracing sampai ke akar rumput untuk memantau penyakit, mendeteksi, satu dapat sekitarnya diambil di trace langsung dilakukan yang berikutnya yaitu testing," katanya.


Yorisa mengatakan, untuk testing, di Kota Bandung mempunyai Lab BSL-2 yang bisa memeriksakan sendiri hasil PCR-nya. Saat ini, sudah puluhan bahkan ratusan ribu yang diperiksa dengan pemeriksaan mandiri.

"Ini (Lab BSL-2) memudahkan percepatan dalam melakukan 3T ini," katanya.

Sedangkan dalam treatment, Yorisa mengungkapkan terapi plasma konvalesen juga termasuk salah satu pengobatan kepada orang yang sakit Covid-19.

"Dari 36 Rumah Sakit, sebanyaj 28 RS jadi rujukan Covid-19. Jadi, sudah bisa mewakili warga Kota Bandung. Ada juga tempat isolasi terpusat untuk menangani yang OTG," katanya.

Yorisa pun menegaskan upaya 3T di Kota Bandung sampai saat ini tidak akan kendor selama pandemi Covid-19 belum berakhir. Ditambah dengan tugas baru yakni vaksinasi.


"Vaksinasi sekarang kita sudah mau masuk wave (gelombang) kedua. Tenaga kesehatan sudah 100 persen tervaksin dosis satu dan keduanya. Lalu, yang lansia sekarang sedang berproses. Sekarang kita juga sedang prioritas tenaga pengajar, pendidik, guru untuk persiapan Juni PTM (Pembelajaran Tatap Muka), angkanya juga sudah tinggi, percepatannya cukup baik," katanya.

Namun ia mengingatkan, vaksinasi bukan satu satunya penurun atau penolakan covid-19. "Jadi, ada cara-cara lain yang mendukung selain vaksinasi. Kita tetap harus 5M 1T. Bukan berarti dengan vaksin kita kebal," ucapnya.

"Dinkes upayanya adalah meningkatkan promosi agar masyarakat tetap memakai masker dan disiplin menerapkan protokol kesehatan," tambah Yorisa. (Boim)
Editor: Lucky
								
    Bagikan  

Berita Terkait