Menilik Desa Mistis Pemakaman Terbuka Trunyan

Berita —Selasa, 6 Apr 2021 15:54
    Bagikan  
Menilik Desa Mistis Pemakaman Terbuka Trunyan
Suarabaru

POSKOTAJABAR, BANDUNG

Indonesia Memiliki tempat-tempat unik dibeberapa penjuru daerah nusantara yang kaya akan kebudayaan dan adat istiadat membuat tempat ini bukan hanya unik, namun juga menyeramkan.

Desa yang dipenuhi dengan mayat yaitu, Trunyan merupakan salah satu desa yang berada di daerah Kintamani. Destinasi satu ini terkenal akan tradisi pemakaman yang unik.

Trunya sendiri berasal dari naman pohon yang menjadi pemakanan warga yang meninggal bernama Taru Menyan.

BACA JUGA:Terkait Hasil yang Dicapai Rossi dan Morbidelli, Ini Reaksi Kepala Tim Petronas Yamaha

,

Biasanya pemakaman selalu identik dengan peti atau kain kafan, tapi tidak begitu di Trunyan. Di Desa Trunyan, mayat tidaklah pernah dibakar melalui ritual Ngaben seperti umumnya masyarakat di Pulau Bali. Di sini mayat sengaja dibiarkan membusuk di permukaan tanah dangkal berbentuk cekungan panjang di bawah udara terbuka. Mayat hanya diletakkan begitu saja di atas tanah.

Namun Bukan sembarang tanah, warga Trunyan meletakkan mayat di bawah sebuah pohon yang sudah bertahun-tahun tumbuh di sana. Percaya atau tidak tpohon tersebut memiliki sesuatu yang magis dan memeiliki kepercayaan sendiri bagi warga setempat.

Bagi kerabat dari orang-orang mati cukup menyiapkan bambu sebagai pagar di samping makamnya. Nampak sederhana tidak seperti pemakaman di tempat lain Selain dipagari dengan bambu ukuran satu meteran, juga ada sesaji yang di letakkan persis di dekat area makam.

BACA JUGA: Ternyata Amanda Manopo Pernah Hampir Jadi Korban Santet, Begini Katanya! !

Anehnya, Kendati dibiarkan terbuka tanpa tertimbun tanah, mayat yang ada di makam Trunyan ini tidak menimbulkan bau busuk. Malah bau harum yang tercium.

Nah , bau harum tersebut berasal dari pohon besar bernama Taru Menyan yang berada di tengah makam. Warga sekitar pun percaya jika akar dari pohon ini yang menyerap bau busuk dari mayat.

Beberapa mayat yang sudah menjadi tulang belulang dikumpulkan menjadi satu. Hal ini agar mayat yang baru dapat diletakkan di sebelah pohon Taru Menyan.

Tidak semua orang mati bisa diletakkan di makam ini. Tentu saja ada persyaratannya, mulai dari status hingga kematian yang wajar atau tidak./RES

Editor: Rony
								
    Bagikan  

Berita Terkait