Harga Telur di Kota Banjar Anjlok, Peternak Ayam Petelur Merugi

Berita —Rabu, 29 Sep 2021 20:27
    Bagikan  
Harga Telur di Kota Banjar Anjlok, Peternak Ayam Petelur Merugi
Harga Telur di Kota Banjar Anjlok, Peternak Ayam Petelur Merugi/Yuhendi

BANJAR, POSTPANGANDARAN

Harga komoditas telur ayam di Kota Banjar mengalami penurunan hingga Rp 16 ribu per kilogram. Menurunnya harga telur ayam berdampak besar terhadap peternak ayam petelur mengalami kerugian dan terancam gulung tikar.

Salah satu peternak ayam petelur Abah Een Supendi warga Dusun Pananjung Timur, RT. 26, RW. 06, Desa Sinartanjung, Kecamatan Pataruman mengatakan, sejak dua bulan yang lalu harga telur ayam ras di Kota Banjar terus merosot.

"Saat ini harga telur ayam ras Rp 16 ribu per kilogram, sedangkan harga pakan naik terus gak turun-turun," cetusnya saat ditemui di peternakan, Rabu 29 September 2021.

Untuk bertahan dan tidak terlalu merugi, kata dia, telur ayam kerap dijual langsung kepada konsumen agar tidak terus merugi untuk membeli pakan.

“Untuk beli pakan, saya berusaha bertahan dan memilih menjual telur ayam ke konsumen," tuturnya.

Een mengungkapkan, saat ini harga pakan ayam petelur yang 50 kilogram seharga Rp 350 ribu per karung. Sedangkan harga telur ayam di pasaran anjlok.

“Kalau kondisinya seperti sekarang ini tidak seimbang. Karena pakan ayam lebih tinggi dari harga telur,” terangnya.

Baca juga: Karang Potong Ocean View Cianjur, Lokasi Harga Tiket dan Fasilitas Lengkap

Baca juga: Angka Capaian Vaksinasi di Kota Banjar Meningkat, Begini Inovasi yang Dilakukan

Seharusnya, sambung dia, ada keseimbangan antara harga pakan ayam dengan harga jual telor dari tingkat peternak.

"Karena usaha apapun harus ada keseimbangan supaya mendapatkan keuntungan untuk mencukupi kebutuhan ekonomi keluarga," ungkapnya.

Untuk itu, Een meminta Pemerintah agar bisa menstabilkan antara harga telur ayam dengan harga pakan. Hal itu karena selain merugikan peternak, dan khawatir nantinya banyak peternak yang gulung tikar.

“Kalau kondisinya seperti ini terus, lama-lama peternak ayam bisa bubar karena tidak ada keuntungan. Makanya kami ingin harga telur stabil. Jangan sampai harga pakan selangit, tapi harga telur merosot," sesal Een.

Een menambahkan, untuk menyiasati agar tidak terus merugi, kini lebih memilih mengurangi kapasitas pakan ayam. Meski hal itu juga mengurangi kualitas telur yang dihasilkan.

"Biasanya, dari 300 ayam petelur dalam satu hari bisa menghabiskan pakan sebanyak 30 sampai 40 kilogram. Namun sekarang dikurangi menjadi 25 kilogram per hari guna menghindari kerugian," tandasnya. (Yuhendi)

Baca juga: Hadiri Panen Raya Buah Jambu Air, Wali Kota Banjar : Pemerintah Akan Siapkan Lahan Seluas 16 Hektare

Baca juga: Pelaku Penganiayaan di Pangandaran Terancam Hukuman 7 Tahun Penjara

Editor: Riyan
								
    Bagikan  

Berita Terkait