Waduh Gawat! Angka Kasus Kekerasan dan Pelecehan Anak di Pangandaran Meningkat

Berita —Selasa, 28 Sep 2021 23:41
    Bagikan  
Waduh Gawat! Angka Kasus Kekerasan dan Pelecehan Anak di Pangandaran Meningkat
Waduh Gawat! Angka Kasus Kekerasan dan Pelecehan Anak di Pangandaran Meningkat/Deni

PANGANDARAN, POSTPANGANDARAN

Sejak pandemi wabah corona terjadi, angka kasus kekerasan dan pelecehan terhadap anak di Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat mengalami kenaikan.

Kepala Bidang Perlindungan Perempuan dan Anak di Dinas Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DKBP3A) Pangandaran Ayi Rohana mengatakan, kekerasan dan pelecehan anak tahun 2019 sebanyak 10 kasus, sedangkan 2020 sebanyak 26 kasus.

"Angka tersebut di dua tahun terakhir berdasarkan kasus yang dilaporkan dan ditangani," ujarnya kepada POSTPANGANDARAN, Selasa 28 September 2021.

Menurut Ayi, yang melatarbelakangi kenaikan kasus kekerasan dan pelecehan anak adalah penggunaan Handphone yang tidak terkontrol oleh orang tua.

"Sejak pandemi, mayoritas anak menggunakan Handphone,, namun jika tidak ada pengawasan orang tua sangat berpotensi disalahgunakan," terangnya.

Baca juga: Drama Korea The Lovers Of Red Sky Episode 8 Sub Indo, Takdir Kehidupan dan Cinta

Baca juga: Gegara Kreditan Panci, Seorang Ibu Rumah Tangga di Pangandaran Meregang Nyawa Pasca Cekcok dengan Suami

Ayi menjelaskan, yang terdata di DKBP3A pada tahun 2019 kekerasan dan pelecehan anak 10 kasus terjadi pada anak perempuan. Sedangkan pada tahun 2020 kekerasan dan pelecehan anak 26 kasus terjadi kepada anak perempuan 13 kasus dan anak laki-laki 12 kasus.

"Langkah kami dalam mengantisipasi kekerasan dan pelecehan anak telah memaksimalkan peran motor ketahanan keluarga atau motekar," aku Ayi.

Kata Ayi, Motekar telah terbentuk satu orang disetiap Kecamatan yang bertugas memotiviasi persoalan keluarga yang terjadi dimasyarakat.

"Kendala yang kami alami adalah kurang sadarnya orang tua dikala terjadi kekerasan dan pelecehan anak lantaran menganggap sebuah aib," paparnya.

Ayi menegaskan, penanganan yang dilakukan DKBP3A adalah melakukan pendampingan kepada anak yang jadi korban kekerasan dan pelecehan.

"Kami dampingi mereka anak yang jadi korban agar mental dan psikologinya kembali normal seperti biasa," tegasnya. (Deni)

Baca juga: Ikatan Cinta Malam Ini, Reyna Temukan Alat Penyadap, Dalang Teror Keluarga Aldebaran Terbongkar

Baca juga: Drama Korea The Lovers Of Red Sky Episode 7 Sub Indo, Reuni Masa Lalu

Editor: Riyan
								
    Bagikan  

Berita Terkait