Bermodalkan Rp 25 Ribu, Santri Pembudidaya Jamur Tiram di Pangandaran Bisa Raup Omzet Jutaan

Berita —Selasa, 10 Aug 2021 20:17
    Bagikan  
Bermodalkan Rp 25 Ribu, Santri Pembudidaya Jamur Tiram di Pangandaran Bisa Raup Omzet Jutaan
Bermodalkan Rp 25 Ribu, Santri Pembudidaya Jamur Tiram di Pangandaran Bisa Raup Omzet Jutaan/ Deni

PANGANDARAN, DEPOSTPANGANDARAN 

Toufik Hidayat (28) warga Dusun Dukuh 1 (satu), Desa Parakanmanggu, Kecamatan Parigi, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat yang merupakan seorang santri itu sukses mengejar cita-citanya menjadi pengusaha jamur tiram.

 Toufik mulai menggeluti budidaya jamur tiram di pertengahan tahun 2020 lalu hingga sekarang. Untuk merawat budi daya jamur tiram, Toufik dibantu oleh sang istri tercintanya.

 "Awalnya saya tidak punya kerjaan dan terhimpit dengan kondisi faktor ekonomi," ujarnya kepada DEPOSTPANGANDARAN Selasa (10/08/2021).


 Kata dia, saat melihat teman yang satu pondok pesantren terjun ke dunia budidaya jamur. Dirinya pun mengikuti jejak temannya itu.

 "Saat itu saya langsung tertarik karena penjualannya tidak susah, dan pembuatannya pun tidak rumit dan tidak harus ditunggu terus," ungkapnya.

Baca juga: Minta Objek Wisata Dibuka, PHRI Pangandaran Layangkan Surat ke Dua Menteri

Baca juga: Inilah Desa di Empat Kecamatan yang Jadi Target Percepatan Vaksinasi di Pangandaran

 Toufik mengakui, awalnya memang beberapa kali sempat mengalami kegagalan, namun lama-kelamaan ilmunya mulai ditemukan.

 "Alhamdulillah setelah berjalan, ketemu bagaimana caranya membuat jamur yang bagus. Saya pun tidak punya guru. Tapi melalui medsos dan belajar autodidak. Bahkan tahu jamurnya juga hanya di Facebook," cetus Toufik.

 Dia mengungkapkan, awal terjun ke dunia budidaya jamur tiram itu dimulai sejak dari 27 Agustus 2020. 

 "Tidak terasa saya bergelut budidaya jamur tiram sudah mau satu tahun. Dulu modal pertama hanya Rp 25 ribu, terus ikut kerja serabutan bersama orang tua dan saya nekat memulai budidaya jamur tiram," bebernya.

 Toufik mengungkapkan, ketika bekerja serabutan bersama orang tuanya, dia terus menyisihkan uang sampai bisa membeli drum. 

 "Kebetulan istri juga jualan jajanan untuk anak-anak santri, dari situ saya ada tambahan untuk membeli plastik. Setelah beberapa kali nabung alhamdulilah bisa membeli dedak dan bibit jamur," tuturnya.

Baca juga: 5 Exotic Beaches with Mystical Wraps Believed to be the Gateway to the Nyi Roro Kidul or Queen of the South Seas

Baca juga: Kupas Tuntas Mitos Malam 1 Suro, Pesta Mahluk Halus Hingga Malam Persembahan

 Kata dia, omzet penjualan selama tiga bulan sudah bisa menghasilkan uang sebesar Rp 12 juta. Saat ini, harga jamur per kilogram di Parigi dikisaran Rp 10 ribu sampai Rp 12 ribu.

 "Kalau jamur cokelat Rp 15 ribu sampai Rp 18 ribu dan kalau jamur kancing Rp 10 ribu sampai Rp 40 ribu.

Tapi yang ada di sini hanya jamur putih dan cokelat. Kalau jamur kancing, saya tidak punya dan kayaknya di Pangandaran langka karena harganya juga cukup mahal," sebutnya.

 Menurut dia, harga berbeda-beda karena bentuk dan volume jamur serta media tanam tumbuh jamurnya juga itu berbeda-beda. 

 "Seperti, untuk jamur kancing itu dari jerami. Kalau jamur putih dan cokelat itu dari limbah gergaji," jelasnya.

 Sementara, Kepala Dusun Dukuh Satu, Desa Parakanmanggu Aceng Rosidin menyampaikan, apresiasi kepada warganya yang berhasil membudidaya jamur tiram. 

 "Saya salut sama Toufik, dia bisa sukses jadi petani jamur tiram,” singkatnya. (Deni)

Baca juga: Resep Masakan, Cara Membuat Tumis Bunga Pepaya dan Teri Anti Pahit yang Bikin Makan Berselera

Baca juga: Ikatan Cinta Malam Ini, Aniversary ke 9 Bulan Aldebaran Lakukan Hal ini Pada Andin

 

Editor: Riyan
								
    Bagikan  

Berita Terkait