Anak Dijemput Densus 88, Inilah Penjelasan Orang Tua R Terduga Teroris di Pangandaran

Berita —Jumat, 18 Jun 2021 02:53
    Bagikan  
Anak Dijemput Densus 88, Inilah Penjelasan Orang Tua R Terduga Teroris di Pangandaran
Anak Dijemput Densus 88, Inilah Penjelasan Orang Tua R Terduga Teroris di Pangandaran/rumah terduga teroris T yang terlihat sepi (foto; Deni Rudini)

PANGANDARAN, DEPOSTPANGANDARAN

Adanya pemberitaan tentang di tangkapnya dua orang warga yang diduga menjadi salah satu jaringan teroris di wilayah Kecamatan Cijulang, Kabupaten Pangandaran, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat pada Rabu (16/06/201) sore sempat membuat heboh warga setempat.

Kedua warga yang ditangkap oleh Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti-teror Mabes Polri itu berinisial T dan R (22). Dari Informasi yang diterima petugas lebih awal menangkap T dirumahnya, saat akan dilakukan penangkapan, Terduga teroris Ustadz T sempat melakukan perlawanan terhadap petugas. Sedangkan R ditangkap petugas sore hari ketika sedang mencari rumput untuk pakan kambing peliharaanya.

Pasca penangkapan, rumah terduga T tampak sepi tanpa penghuni, sedangkan di kediaman R terlihat normal seakan tidak ada kejadian apa-apa.

Saat ditemui DEPOSTPANGANDARAN, Ayah R terduga teroris, Sopyan Anwar (62) mengaku, tidak tahu persis anaknya ditangkap oleh petugas kepolisian yang diketahui dari Densus 88 Anti Teros Mabes Polri. Karena, yang dia tahu bahwa anaknya itu sedang pergi ke kebun untuk mencari rumput pakan kambing.

Baca juga: Perjalanan MH Pelaku Pencabulan yang Buron 2 Tahun Berakhir Dibalik Jeruji Besi Polres Banjar

Baca juga: Curahan Hati Istri Terduga Teroris yang Ditangkap Densus 88 di Pangandaran

"Ya agak ada sedikit penyesalan, sedangkan anak saya itu kan orangnya baik dan selama ini gak ada kegiatan-kegiatan yang mencolok, dia (R) itu kegiatan sehari-harinya cuma nyari rumput dan main bola saja," ujarnya kepada DEPOSTPANGANDARAN dirumahnya, Kamis (17/06/2021).

Menurut Sopyan, anaknya itu tidak pernah punya kegiatan diluar kampung seperti pergi keluar kota atau urusan politik dan sebagainya.

"Saya tidak tahu R (anaknya,red) ditangkapnya dimana, bahkan sepeda motornya pun tidak tahu ada dimana, Pas habis sholat ashar tiba-tiba banyak petugas kepolisian orang yang datang kerumah," terangnya.

Kemudian, kata dia, dirinya pun menanyakan maksud dan tujuan petugas kepolisian yang datang kerumahnya itu dengan jumlah yang banyak.

"Saya sempat bertanya ada apa ini tiba-tiba banyak polisi gini, polisi dengan tegas berkata anaknya R diduga terlibat jaringan teroris dan tujuan kesini mau melakukan penggeledahan di kamar R untuk mencari data-data," kata Sopyan.

Namun, sambung dia, petugas yang melakukan penggeledahan tidak menemukan apa-apa di dalam kamar R atau barang-barang yang menyambung dengan urusan teroris.

"Hanya ada dua buku berukuran tebal dan tipis yang merupakan buku tentang agama, tentang tauhid yang dibawa sama petugas itu," jelasnya.

Baca juga: Penjaga Gawang Dhika Bayangkara Dipinjam Persita Selama Liga 1 2021

Baca juga: Sutiono dan Yudi Guntara Bawa Persib Juara Perserikatan 1993/1994

Berdasarkan sepengtahuan Sopyan sebagai ayahnya R, memaparkan, bahwa anaknya itu beberapa bulan lalu pernah ikut pengajian ke Ustadz T yang lokasinya tidak jauh dari rumah hanya beda Rt.

"Anak bungsu saya itu memang sempat ikut pengajian sorogan bada Subuh ke ustadz T, tetapi dia bukan belajar paham atau urusan terosime, yang dipelajari hanya sorogan biasa kitab kuning seperti sapinah, jurumiyah, sorof," ungkapnya.

Setelah itu, kata dia, anak bungsunya itu diketahui sudah tidak ikut mengaji ke ustadz T lagi karena R sempat bilang paham ustadz T agak berbeda dengan yang lainnya.

"Mungkin karena berbeda paham itu anak saya pun tak pernah ikut mengaji lagi di ustadz T. Saya berharap semoga anak saya cepat dikembalikan lagi, soalnya kedua anaknya masih kecil-kecil ," harap Sopyan.

Baca juga: Dua Orang Warga Pangandaran Dikabarkan Ditangkap Densus 88

Baca juga: Video Dua Sejoli Mesum di Tenda Biru Menjadi Tontonan Layaknya Layar Bioskop, Viral!

Sementara itu, Kepala Desa Cijulang Yayan Mulyana membenarkan, dua warganya yang di tangkap oleh tim Densus 88 Anti Teror Mabes Polri pada hari Rabu sore. Kedua warga yang berinisial T dan R ditangkap karena diduga menjadi anggota jaringan terlarang atau teroris.

"Kemarin saya juga diminta sama petugas kepolisian untuk menyaksikan proses penggeledahan di rumah kedua warga tersebut," bebernya.

Kata dia, kedua orang tersebut dalam kesehariannya terlihat biasa saja seperti masyarakat pada umumnya.

"Selama ini mereka berdua tidak menunjukan gerak-gerik yang mencurigakan atau sikap yang berbeda," pungkasnya. (Deni)

Baca juga: Warganet Geram, Drama Korea Rocket Boys Tampilkan Citra yang Buruk untuk Penduduk Indonesia


Editor: Riyan
								
    Bagikan  

Berita Terkait