Dampak Pandemi Covid-19, Mengalami Penurunan Kondisi Perekonomian Wonosobo

Berita —Selasa, 23 Mar 2021 11:29
    Bagikan  
Dampak Pandemi Covid-19, Mengalami Penurunan Kondisi Perekonomian Wonosobo
Pinterest

POSTPANGANDARAN, WONOSOBO.

- Pandemi Covid-19 yang sudah berlangsung satu tahun lebih, membuat capaian pembangunan di Kabupaten Wonosobo tahun 2020 ikut terdampak. Capaian pembangunan di Wonosobo tahun 2020 tidak dapat terlepas dari dampak bencana non alam Covid-19 yang terjadi sejak bulan Maret 2020 lalu.

Secara makro ekonomi, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di Wonosobo berdasarkan harga konstan (ADHK) pada tahun 2019 sebesar Rp 13,79 triliun menurun menjadi Rp 13,56 triliun di tahun 2020. Penurunan ini sangat signifikan jumlahnya, bencanan non alam Covid-19 menjadi penyebabnya.

Sedangkan berdasarkan harga berlaku (ADHB) pada tahun 2019 sebesar Rp 18,85 triliun sedikit meningkat menjadi Rp 18,86 triliun pada tahun 2020.  “Perekonomian di Wonosobo dan sebagian wilayah Jawa Tengah bahkan secara nasional pada umumnya mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya,” ungkap bupati Wonosobo Afif Nurhidayat saat membacakan LKPJ Bupati tahun 2020, Senin (22/3/2021).

Sektor Pertanian

Menurutnya, sektor pertanian masih menjadi sektor unggulan penyumbang PDRB tertinggi di Wonosobo dengan nilai Rp 5,85 triliun pada tahun 2020 atau tumbuh 6,77 persen, disusul sektor industri pengolahan dengan nilai Rp 3,4 triliun atau tumbuh 2,45 persen.

“Sektor pertanian masih menjadi sektor unggulan peyumbang PDRB Wonosobo, dengan nilai mencapai Rp.5,58 triliun.

Sedangkan untuk laju pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Wonosobo menurun hingga -1,66 persen. Tetapi angka tersebut, tambah dia, masih lebih baik jika dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi nasional yang menurun sebesar -2,07 persen atau di Jawa Tengah yang menurun hingga -3,34 persen. “ Pandemi global Covid-19 juga berdampak buruk pada sektor lapangan kerja,” ucapnya

Tingkat pengangguran terbuka di Wonosobo sebelumnya memiliki trend yang cenderung menurun dari tahun 2017-2019 akan tetapi pada tahun 2020 tingkat pengangguran terbuka ini mengalami kenaikan dan menjadi tingkat pengangguran terbuka tertinggi yang diproyeksikan memiliki nilai sebesar 5,37 persen.

BACA JUGAInilah Ciri-ciri Cyber Bullying yang Jarang DIketahui masyarakat

Pengangguran Terbuka

Tingkat pengangguran terbuka tersebut didominasi oleh penganggur pada tingkat pendidikan SD, tidak tamat SD dan bahkan belum pernah sekolah. “Hal tersebut tentunya disebabkan selama masa pandemi Covid-19 banyak masyarakat utamanya pekerja lepas yang kehilangan pekerjaan,” katanya

Pada beberapa tahun terakhir, Wonosobo sudah terlepas dari predikat daerah termiskin di Jawa Tengah. Pada tahun 2019, persentase penduduk miskin di Wonosobo menurun menjadi sebesar 16,63 persen, akan tetapi pada tahun 2020 kembali meningkat menjadi 17,36 persen di tahun 2020.

Angka tersebut masih berada jauh di angka kemiskinan Provinsi Jawa Tengah yang menunjukkan angka 11,4 persen. Persoalan kemiskinan bukan sekedar jumlah dan persentase penduduk miskin, akan tetapi juga perlu memperhatikan tingkat kedalaman dan keparahan dari kemiskinan.

Selain harus mampu mengurangi jumlah penduduk miskin, kebijakan kemiskinan juga sekaligus dapat menurunkan tingkat kedalaman dan keparahannya.

Indeks kedalaman kemiskinan Wonosobo dalam kurun waktu 2016-2020 mengalami penurunan dari 4,02 pada tahun 2016 menjadi 2,42 pada tahun 2020. SUARA BARU.ID

Editor: Rony
								
    Bagikan  

Berita Terkait