Kisah Sewu Dino, Bagian 20

Horror —Senin, 31 Oct 2022 14:54
    Bagikan  
Kisah Sewu Dino, Bagian 20
Ilustrasi.* (FOTO: Pinterest)

POSTPANGANDARAN,- “Tapi, aku ra jamin nyowomu ndok (Tapi, aku tidak mau menjamin nyawamu ya).”

Sri dan Dini melihat satu sama lain, mereka tidak bisa mengatakan apapun lagi. “Ak iki, yo opo mundur?” tanya Mbah Krasa, mengintimidasi.

“Mboteh mbah,” kata Dini dan Sri bersamaan. Mbah Krasa mengangguk puas.

“Asline, raperlu onok korban, nak podo nurut ambek sim bah, mek butuh norot tok ndok, opo angel, ngerunokne wong tuwo (Aslinya tidak perlu ada korban, kalau kalian mengikuti apa yang sim bah katakana.  Cuma butuh nurut saja, apa susahnya kalian dengerin orang tua),” Mbah Tamin menatap Sri.

Sri menyimpan sesuatu yang selama ini ia tahu, bahwa dalang dibalik semua ini adalah si Mbah Tamin sendiri. Namun, Sri masih merasa ia tidak memiliki bukti apapun, mata Mbah Tamin seperti mengawasinya. Tidak memberinya ruang leluasa untuk bicara dengan Mbah Krasa secara pribadi.

Namun entah bagaimana, bagaimana sekelebat pikiran itu muncul. Sri lantas mengatakan apa yang ia temukan di kamar Mbah Tamin. Bahkan, Sri menunjukan boneka yang ia temukan di bawah pohon beringin. Sebuah pesan dari cucunya, Dela Atmojo.

Mendengar itu, mbah Krasa mengerutkan kening. Ia terdiam dan memandang mbah Tamin yang sedari tadi diam sambil berdiri. Ia tertawa, cukup membuat Dini dan Sri tersentak. Seakan ucapan Sri hanya omong kosong.

Baca juga: Pemdaprov Jabar, Bank Bjb, Es Cendol Elisabeth Raih Paritrana Award

Lalu, Mbah Krasa mengatakan, “Koen rung cerito ta nang cah-cah iki opo sing asline kedaden? (Kamu belum cerita ke anak-anak ini apa yang sebenarnya terjadi?)” ucap mbah Krasa tenang.  “Kameroh (Sok tau),” kata Mbah Tamin.

Ia mengambil sesuatu di sakunya, boneka yang sama. Termasuk foto keluarga Atmojo. Sri terlihat bingung dan bertanya-tanya. Apa yang terjadi sebenarnya?

“Tak ceritakno kabeh sak iki, rungokno nanging, nek aku wes cerito, opo sing bakal kedaden nang koen-koen iki, ra isok di cabut, awakmu, kudu nurut yo (Saya ceritakan semuanya, dengarkan. Tapi, bila aku sudah cerita, apa yang akan terjadi sama kalian, tidak akan bisa dicabut. Lantas, kalian harus nurut ya!).”

“Nurut sampe Dela isok selamet, uwtowo, nyowo koem koen, ra bakal selamet, podo karo Dela (Nurut sampai dela bisa selamat, atau nyawa kalian-kalian tidak akan selamat. Sama sepeti Dela).”

Lantas, apakah yang terjadi sebenarnya?* (Bersumber dari Twitter @simplem81378523 / PARISAINI R ZIDANIA)

 

Baca juga: Atalia Apresiasi Hadirnya Posyandu Multifungsi di Ciamis

Editor: Zizi
								
    Bagikan  

Berita Terkait