Desa Gondo Mayit, Bagian 5

Horor —Senin, 13 Mar 2023 14:25
    Bagikan  
Desa Gondo Mayit, Bagian 5
Ilustrasi.* (FOTO: Pinterest)

POSTPANGANDARAN,- Putus asa, mas Erik akhirnya menelusuri jalannya lagi, kembali ke tempat dimana mas Damar tidak berdaya, ia berharap segera selesai dan keluar dari area belantara ini…

Rupanya, ketika kembali, mas Erik kaget saat di hadapannya. Mas Damar tidak sendirian, di depannya ada nenek-nenek tua, di punggungnya, ia memanggul kayu bakar.

Terlihat dari jauh, mas Damar tampak mengobrol dengan sosok asinh itu, membuat mas Erik bertanya-tanya. Ragu lalu mendekat.

Saat itulah, baru diketahui nenek itu adalah warga lokal. Ia tinggal di desa tidak jauh dari tempat mereka berada. Nenek itu menawarkan tempat persinggahan, sekaligus memberi tahu bila apa yang terjadi pada mas Damar adalah akibat dari “Weltuk”

“nopo niku?” tanya Erik.

Disitulah nenek itu mengaku bisa menyembuhkan mas Damar dan bercerita bahwa Weltuk adalah Lelembut penunggu sungai yang marah sama mas Damar karena tanpa sengaja, mas Damar sudah mengencinginya.

Baca juga: Daftar Pemain Persib Untuk Laga Kontra Persebaya

Akibatnya, mas Damar di selentek (di keplak) di area kemaluannya.

Ragu dan khawatir awalnya, ketika nenek yang di panggil mbah dok itu menawarkan mas Erik dan mas Damar untuk mrngitunya ke desa tempatnya tinggal.

Tapi karena keadaan saat itu benar-benar darurat, memaksa mas Erik akhirnya setuju. Di boponglah mas Damar untuk mengikutinya ke desa tempatnya tinggal.

Selama perjalanan, si nenek bercerita banyak hal. Salah satunya mengatakan permisi kalau mau buang hajat atau apapun. Mereka tidak terlihat bukan tentu tidak ada.

Meskipun hanya sekedar ijin dengan suara berbisik pun, mereka bisa mendengar. Termasuk wanggul yang sekarang mengikuti mas Erik.

Kaget. Mas Erik kemudian bertanya dengan muka ngeri. “wanggul apa mbah?”

Si nenek berhenti, melihat jauh ke belakang. Disana ia menunjuk.

Baca juga: All England 2023: Tim Indonesia Gelar Latihan Perdana Dengan Antusiasme Tinggi

“hantu wanita yang mati karena kecelakaan, lehernya patah dan dari tadi dia ngikutin kamu. Wangi apa yang kamu cium?”

Mas Erik pun mengatakannya. “sembujo”

Si Nenek mengangguk. “ra popo nek sembujo, gorong ambu batang yok an, nek iku baru bahaya” (tidak apa-apa kalau sembujo, kalau bau bangkai nah itu yang bahaya)

“terus yok nopo mbah, sampe kapan kuli bakal di ikuti” (alu bagaimana mbah, sampai kapan saya akan di ikuti)

“bar engjok ngaleh dewe” (biarkan saja, nanti juga pergi sendiri) jawab si Mbah.

Benar rupanya, di depan terlihat sebuah desa. Namun, desanya ini tidak terlalu besar.

Rumah-rumahnya terbuat dari anyaman bambu. Pokoknya, sangat jauh berbeda dengan kondisi rumah jaman sekarang yang dibangun dengan bata dan semen.

Bersambung… (Bersumber dari Twitter @simplem81378523 / PARISAINI R ZIDANIA)

 


Baca juga: Presiden Jokowi Takziah ke Rumah Duka Almarhumah Koesni Harningsih

Editor: Zizi
								
    Bagikan  

Berita Terkait