Kerajaan Demit di Pabrik Gula, Bagian 26

Horor —Senin, 9 Jan 2023 14:50
    Bagikan  
Kerajaan Demit di Pabrik Gula, Bagian 26
Ilustrasi.* (FOTO: Pinterest)

POSTPANGANDARAN,- Karena semenjak saat itu, setiap ia tidur, suara minta tolong itu seperti menghantuinya.

Tidak hanya itu, zona selatan mulai di tutup dan menjadi satu-satunya rempat yang terbengkalai. Yang di ingat mas Anton dari peristiwa itu, gedung-gedung disana yang bekas kebarakan.

Konon, selalu ramai suara tawa, tangis, bahkan teriakan kadang menggema. Bila dilihat dari luar, energinya benar-benar negatif. Yang mas Anton tahy, kabarnya, pekerja borongan itu baru saja didatangkan oleh pemilik pabrik.

Bukan untuk mengejar target produksi, melainkan sebagai tumbal untuk raja demit yang sebelumnya baru saja mengundang para tamunya.

Mas Anton teringat saat malam ia melihat, keramaian di pusat. Rupanya, semua ini berhubungan satu sama lain.

Namun, rumor tetaplah rumor yang akan menjadi mitos sebelum berdebu menjadi sejarah kelam.

Baca juga: Kabupaten Garut Jadi Tuan Rumah Peringatan Hari Amal Bhakti ke-77 Tingkat Jawa Barat

Mas Anton akhirnya meninggalkan rumah itu. Meski kenangan buruk akan terus tertanam di dalam batinnya.

Yang ia tahu adalah, apapun yang telah terjadi, ia berharap kejadian seperti ini tidak akan terjadi lagi.

Nyawa manusia tetaplah sama berharganya dari apapun.

Selanjutnya, ada kisah dari pak Sukin. Ia adalah seorang kuli kasar yang tinggal di rumah rombe. Rumah rombe sendiri letaknya tidak jauh dari zona timur pabrik gula ini.

Pak Sukin memiliki 2 anak yang bernama Nur dan Jamal.

Baca juga: Timnas Indonesia Optimis Lolos ke Final

Petang itu, setelah pak Sukin selesai bekerja, ia melihat Jamal dan Nur sedang belajar. Ia pun ikut bergabung bersama kedua anaknya. Nur tiba-tiba saja mengatakan hal yang mungkin tidak akan pernah ia lupakan apalagi setelah kejadian itu.

“Pak, kebelet…” kata Nur lirih.

Pak Sukin terdiam lama dan akhirnya menjawab “Yasudah, ayok bapak antar”

Dulu, desa dimana ia tinggal adalah salah satu desa tertinggal. Jangankan aspal, wc aja satupun tidak ada yang punya di rumah. Kecuali mereka yang rumahnya sudah bertembok. Karena, kebanyakan rumah disana masih terbuat dari bambu.

Lalu, kemana mereja ketika ingin buang hajat? Jawabannya adalah ke pabrik zona timur.,

Bersambung… (Bersumber dari Twitter @simplem81378523 / PARISAINI R ZIDANIA)

 

Baca juga: Tim Indonesia Bertolak ke Malaysia Jelang Malaysia Terbuka 2023

Editor: Zizi
								
    Bagikan  

Berita Terkait