Kerajaan Demit di Pabrik Gula, Bagian 4

Horor —Senin, 5 Dec 2022 11:22
    Bagikan  
Kerajaan Demit di Pabrik Gula, Bagian 4
Ilustrasi.* (FOTO: Pinterest)

POSTPANGANDARAN,- Dibawah 2 pohon besar asem. Rupanya, mas Hendra tidak sendirian. Ia ditemani oleh sosok yang sangat besar yang dilihatnya nyari seperti pohon asem.

Ternyata, itu adalah kakinya. Tanpa berpikir panjang, mas Hendra langsung kembali berlari. Rumah dinasnya beberapa ratus meter lagi. Ketika akhirnya ia sampai di pintu. Mas Hendra pun langsung pergi tidur ke kamar.

Namun, rupanya, malam mengerikan itu belum berakhir. Lkarena terror yang selanjutnya adalah puncak terror yang membuat mas Hendra angkat kaki dari rumah Dinas khusus supervirsor itu.

Terror pasukan POCONG yang mengerikan. Masih di malam yang sama, mas Hendra berusaha melupakan apa yang baru dia lihat. Seumur dia hidup, ia belum pernah bertemu apalagi melihat hal di luar logika karena sebelumnya ia hanya mendengar dari orang-

Namun, jam 1 dinihari tidak membuat mas Hendra bisa tidu. Sebaliknya, ia masih kepikiran.

Wajah Nona Belanda rupanya benar-benar membuat mas Hendra kepikiran. Wajahnya menakutkan ketika tersenyum terutama ia bisa terbang.

Baca juga: Jupe Sambut Antusias Rencana Lanjutan Kompetisi

Bagaimana bila dia datang ke rumah ini. hal-hal seperti itu rupanya membuat mas Hendra semakin tidak nyaman. Berkali-kali ia kepikiran untuk pergi tapi kemana.

Rupanya, kecemasan yang merasuki mas Hendra mengaburkan sosok yang memanggul-manggil namanya dari luar kamarnya. Tepar di jendela, mas Hendra mendengar seorang memanggil namanua.

“Mas. Tolong, mas”

Kaget bercampur takut. Mas Hendra menjauh dari jendela. Namun, suara itu semakin nyaring karena seperti tidak hanya satu suara melainkan seperti bersama-sama. Mas Hendra lari ke ruang tamu.

Di ruang tamu, sama sekali tidak mengurangi rasa takut mas Hendra karena suara itu semakin terdengar. Akhirnya, mas Hendra memberanikan diri melihat.

Baca juga: Pemkab Cianjur Usulkan Perpanjangan Masa Pencarian Korban Gempabumi M5.6

Mas Hendra membuka selambu jendela ruang tamu yang menghadap halaman rumah. Betapa terkejutnya mas Hendra rupanya di depannya banyak sekali pocong menatap rumah mas Hendra.

Tidak hanya satu, melainkan lebih dari 10 pocong mengelilingi rumah dinas itu. Mereka terus meminta tolong.

Semalam suntuk dan ketika azan subuh berkumandang, pocomng itu akhirnya hilang. Esoknya, ketika om Ardi datang, dan melihat mas Hendra yang shock om Ardi seolah-olah tahu.

“Koen Kenek opo le?” (kamu kenapa le?)

Mas Hendra segera menceritakan semuanya. “koen iku tuman, kes wes di penging” (kamu itu ceroboh, kan sudah di larang)

Disini, om Ardi bercerita, bila kedatangan pocong itu kesini biasanya karena mas Hendra sudah mengamggu dayangnya, yaitu nona belanda.

Ada keterikatan apa mas Hendra tidak mengerti. Namun, rupanya ada kasta di dalam pabrik ini. sehingga bila melihat penghuni satu biasanya akan mendatangkan penghuni lain, dan bisa dibilang, pasukan pocong itu merupakan kasta terbawah dibandingkan nona belanda. 

Bersambung… (Bersumber dari Twitter @simplem81378523 / PARISAINI R ZIDANIA)

Baca juga: Tidak Ada Korban Jiwa, Gubernur Jawa Barat: Waspada Hoaks Gempa Garut

Editor: Zizi
								
    Bagikan  

Berita Terkait