Kerajaan Demit di Pabrik Gula, Bagian 2

Horor —Jumat, 2 Dec 2022 10:30
    Bagikan  
Kerajaan Demit di Pabrik Gula, Bagian 2
Ilustrasi.* (FOTO: Pinterest)

POSTPANGANDARAN,- Sehingga lapangan tenis begitu sejuk di tutupi rindangnya dedaunan pohon asem.

Jauh di belakang lapangan tenis, tepatnya di antara lahan kosong dan gedung TK, ada satu pohon Beringin. (Hingga tahun 2019, pohon ini masih berdiri).

Pohon ini berada di tempat yang terisolasi, butuh waktu untuk menembus tingginya rumput liar di samping lapangan tenis.

Akhirnya, kami masuk ke lapangam tenis. Ada pintu pagar kawat di sekelilingnya. Sangat tinggi pagar kawatnya, berguna agar bola tidak keluar dari lapangan. Namun, selalu ada saja bola yang berhasil keluar.

Disana, mereka mulai mencari bola yenis yang mungkin masih ada sisa sabtu sore emarin ketika petinggi pabrik bermain. Namun, mata Danar tidak fokus, iamalah tertuju pada 2 pohon asem yang bersebelahan sama besarnya.

Entah disana ada apa, tapi bulu kuduknya merinding setiap kali melihat pohon itu.

“aku bemu bal kilo” (aku nemuin bola ini loh) teriak Jamal. Danar dan Udin dan Dayat oun segera mendekat.

Baca juga: Fisik Pemain Timnas Indonesia Terus Digenjot

Bola segera diamankan di saku milik Jamal. Mereka oun bermain-main dahulu di lapangan tenis. Tempatnya adem dan benar-benar enak untuk rebahan tidur. Namun, ada yang mengganjal di pikiran Danar. Seolah ada yang sedang memperhatikan, entah darimana.

Dayat pun usul. “pumping nang kene, ayok golek jambu, wes mateng koyok’e” (mumoung disini, ayo nyari jambu, sudah matang kayanya).

Bicara tentang jambu, ada satu tempat dimana mereka biasa menemukan banyak pohon jambu biji. Jawabannya adalah di Rumah Dinas Supervisor.

Mereka pun pergi ke barat. Di samping kiri, mereka bisa melihat berjejer rumah besar. Tidak sebesar perumahan londo. Namun, rumah disni sudah cukup besar, karena rumah ini di khususkan untuk para supervisor pabrik.

Namun sayang, hanya 2-3 rumah yang di huni. Sisanya hanya dibiarkan kosong tidak berpenghuni. Alasannya karena ada cerita yang sangat mengerikan yang didengar dari seseorang disana. Kisah itu adalah kisah didatangi pasukan POCONG.

Baca juga: Kepala BNPB Tinjau Tempat Relokasi Warga Terdampak Gempa Cianjur

Cerita ini di dengar dari Mas Hendra. Mas Hendra ini dari luar kota, beliau dapat kerja di pabrik ini lewat pamannya, om Ardi yang kebetulan menjabat jadi dupervisor. Selama bekerja di pabrik ini, om Ardi dapat rumah dinas, dan diajaklah Mas Hendra Menginap.

Mas Hendra tentu nurut saja karena memang beiau waktu itu masih muda, belum kepikiran ngekost apalagi punya rumah,=. Singkatnya, satu malam, om Ardi Pamit. Katanya, ia harus urus cuti dan rencananya mau puang kampong. Disanalah mas Hendra akan tinggal di rumah itu sendirian.

Mas Hendra yang tidak tahu apa-apa dan baru mengenal longkungan ini jawab iya-iya saja, toh rumahnya besar dan nyaman.

Namun, sebelum Om Ardi pergi, ia berpesan

“Nek awakmu krungu suara opo ae, gak usah metu. Tinggal turu ae yo le” (kalau kamu dengar suara apa saja, tidak usah keluar, ditinggal tidur saja ya nak)

Mas Hendra Cuma magut-magut. Ia tidak bertanya lebih rinci. Ia mengira itu hanya pesan biasa saja. Namun, rupanya ini bukan sekedar pesan biasa. Melainkan sebuah peringatan.

Bersambung… (Bersumber dari Twitter @simplem81378523 / PARISAINI R ZIDANIA)

Baca juga: Posko Pemprov Jabar di Kecamatan Gekbrong Terus Galang Bantuan untuk Pengungsi

Editor: Zizi
								
    Bagikan  

Berita Terkait