Seram! Kisah Pembunuh di Italia Menggunakan Darah Korban Membuat Kue

Hiburan —Kamis, 15 Apr 2021 13:41
    Bagikan  
Seram! Kisah Pembunuh di Italia Menggunakan Darah Korban Membuat Kue
Suarabaru

POSTPANGANDARAN

Pembunuhan paling sadis dan menyeramakan dilakukan oleh Perempuan kelahiran Montella, Italia, pada 18 April 1894 bernama Cianciulli. Wanita ini membunuh 3 orang dan mencampurkan daging dan darahnya untuk membuat kue hingga sabun, berawal dari dirinya yang percaya pada ramalan ia mengira untuk mengorbankan nyawa manusia agar anaknya tidak meninggalkan dia.

Tiga korbannya adalah Faustina Setti, Francesca Soavi, dan Virginia Cacioppo. Korban pertama adalah Faustina Setti yang merupakan kliennya sendiri. Ia mendatangi Cianciulli untuk meminta bantuan Cianciulli.

Faustina Setti adalah wanita setengah baya yang belum menikah dan ia sedang mencari seorang suami. Cianciulli mengatakan kepadanya bahwa ada pasangan yang cocok untuknya di Pola (Kroasia modern) tetapi Cianciulli menyuruhnya untuk tidak memberi tahu siapa pun tentang hal itu.

BACA JUGA: Nissa Sabyan Rilis Lagu Baru dengan Berkemah, Enggan Berikan Klarifikasi Perselingkuhan dengan Ayus Sabyan

Setti juga disuruh untuk menulis surat dan kartu pos yang dapat dikirim kepada kerabat dan temannya setelah dirinya sampai di Pola. Pada hari keberangkatannya, Setti datang untuk mengucapkan selamat tinggal kepada Cianciulli.

Cianciulli memberikan minuman anggur yang membuat Setti pingsan. Tak lama, ia langsung membunuhnya dengan kapak, menarik tubuhnya ke dalam lemari, dan memotongnya menjadi sembilan bagian.

Cianciulli juga mengumpulkan darahnya ke sebuah baskom. Setelah ditangkap, Cianciulli mengatakan kepada pihak berwenang mengenai sisa-sisa tubuh Setti.

Dia mengatakan bahwa dia memasukan potongan tubuh ke dalam panci, menambahkan tujuh kilo kaustik, dan mengaduknya sampai campuran tersebut berubah menjadi bubur yang kental dan gelap.

BACA JUGA: Travel Dilarang Angkut Penumpang , Selama Masa Mudik Lebaran 2021

,

Kemudian, ia menuangkan ke beberapa ember dan membuangnya ke tangki septik terdekat. Darah yang berada di baskom dibiarkannya hingga mengental sebelum di campurkan dengan tepung, gula, coklat, susu, telur, dan margarin untuk membuat kue. Hasil kuenya ia berikan kepada orang-orang dan sisanya dimakan oleh Giuseppe dan dirinya sendiri.

Korban kedua adalah Francesca Soavi, wanita paruh baya yang dijanjikan untuk mendapatkan prospek yang lebih baik daripada saat itu.

Cianciulli memberitahunya bahwa dia telah menemukan pekerjaan di salah satu sekolah khusus anak perempuan di Piacenza. Cianciulli juga meminta Soavi untuk menulis surat kepada temannya dan mengatakan untuk tidak memberitahukan kepergiannya kepada siapapun.

Sama seperti Setti, Cianciulli memberinya minuman anggur yang membuat Soavi pingsan. Setelah itu, ia dibunuh dengan kapak. Pembunuhan tersebut dikatakan terjadi pada 5 September 1940.

BACA JUGA: Resep Minuman: Cara Membuat Es Semangka Susu Seger Gila Cocok Buat Buka Puasa

,

Virginia Cacioppo menjadi korban terakhir pembunuhan yang dilakukan Cianciulli. Cacioppo adalah mantan penyanyi soprano. Cianciulli memberitahunya tentang adanya lowongan pekerjaan di Florence sebagai sekretaris untuk seorang impresario.

Cianciulli kemudian menjelaskan apa yang terjadi selanjutnya di mana ia menggunakan daging Cacioppo dan mengubahnya menjadi sabun. Pembunuhan ini terungkap setelah saudara ipar Cacioppo curiga atas hilangnya Cacioppo secara tiba-tiba. Dia kemudian melaporkan kepada pihak berwenang setelah mengetahui bahwa Cacioppo terakhir kali terlihat memasuki rumah Cianciulli. Cianciulli pun kemudian ditangkap.

Pada awalnya, ia bersikeras membantah telah membunuh siapa pun. Namun, setelah Giuseppe diduga terlibat dalam pembunuhan Cacioppo, ia akhirnya mengakuinya.

Tidak hanya itu, Cianciulli juga diperintahkan untuk menghabiskan tiga tahunnya di rumah sakit jiwa. Pada 15 Oktober 1970, pada usia 76 tahun, Cianciulli meninggal di rumah tahanan wanita di Pozzuoli akibat menderita pitam otak dalam waktu yang lama.

Beberapa barang yang digunakannya saat membunuh seperti kapak dan baskom, ditampilkan di Museum Kriminologi di Roma./res./berbagaisumber

 

Editor: Rony
								
    Bagikan  

Berita Terkait