Jabar Perkuat Nyepah dan Gebyar PAS untuk Atasi Sampah

Berita —Rabu, 21 Sep 2022 14:10
    Bagikan  
Jabar Perkuat Nyepah dan Gebyar PAS untuk Atasi Sampah
Ilustrasi.* (FOTO: Pinterest)


POSTPANGANDARAN (KOTA BANDUNG),- Pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui Dinas Perumahan dan Permukiman Jabar menguatkan dua program unggulan mereka yaitu NYEPAH (Nyetor Sampah Jadi Berkah) dan Gebyar PAS (Gerakan Belanja Bayar Pakai Sampah). Kedua program tersebut mengedepankan pemberdayaan masyarakat untuk memilah dan mengelola sampah dalam rangka mengurangi sampah dari sumber.

NYEPAH sendiri merupakan gerakan menyetor sampah non organik dari sampah rumah tangga pegawai Disperkim ke TPS3R milik Disperkim, yang dikelola dan dimanfaatkan sepenuhnya oleh tenaga kebersihan, sementara Disperkim memfasilitasi proses penjualan sampah terpilah melalui kerja sama dengan komunitas peduli sampah.    

Sedangkan Gebyar PAS yakni memberdayakan para penghuni di empat lokasi tempat apartemen transit milik Pemda Provinsi Jabar untuk menukarkan sampah anorganik dengan kupon belanja yang bisa digunakan di gerai-gerai kebutuhan pokok di apartemen transit itu sendiri.

Plt. Kepala Disperkim Jabar Wahyu Mijaya mengatakan, pihaknya terus memperkuat kedua program tersebut mengingat masalah persampahan di Jabar saat ini merupakan hal urgen yang harus ditangani.

Baca juga: Gebyar PAS Jadi Satu Upaya Atasi Sampah, Gerakan Belanja Bayar Pakai Sampah

"Persoalan persampahan yang tidak tertangani menyebabkan pencemaran lingkungan dan mempengaruhi kesehatan," ucapnya pada Rakor NYEPAH dan Gebyar PAS di Bale Riung Kantor Disperkim Jabar, Kota Bandung, Kamis (15/09/2022), dalam keterangan pers Pemprov Jabar.

Wahyu menuturkan, NYEPAH merupakan gerakan sosial berupa setor sampah rumah tangga non organik dalam mendukung program pilah sampah dari sumber menuju sirkular ekonomi serta membantu mengurangi buangan sampah ke TPA. Pendekatannya, mengembangkan kesosialan melalui sedekah sampah, menjaga kualitas lingkungan dari pencemaran sampah, dan mengembangkan sirkular ekonomi.

"Adapun kebaruan program ini, baru kali ini sampah non organik seperti kertas, plastik, logam dan kaca dibawa ke kantor. Kemudian pengangkutan sampah oleh komunitas, memberikan pendapatan terhadap pengelola secara transparan dengan e-wallet/perbankan, dan jumlah sampah yang disetorkan terekam dan tercatat sehingga memudahkan monev pengurangan sampah," ucapnya.

Wahyu menambahkan, untuk program NYEPAH, pihaknya telah mengimplementasikannya di Lingkungan Internal Kantor Disperkim dengan poster ajakan untuk NYEPAH di Lingkungan Disperkim Jabar dan tagline “Nyetor Sampah Jadi Barokah”.* (TISHA S KANILAH)

 

Baca juga: Gali Potensi Energi Baru Terbarukan

Editor: Zizi
								
    Bagikan  

Berita Terkait