Waspada DBD di Musim Hujan, Jumlahnya Sudah 27.010 Kasus di Jawa Barat

Berita —Rabu, 14 Sep 2022 10:13
    Bagikan  
Waspada DBD di Musim Hujan, Jumlahnya Sudah 27.010 Kasus di Jawa Barat
Ilustrasi : kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) sudah mulai naik, bulan September 2022 ini saja jumlahnya sudah mencapai 2.818 kasus. (foto:ist)

POSTPANGANDARAN.COM (BANDUNG),- Waspada! Sekarang sudah masuk musim penghujan, kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) sudah mulai naik, bulan September 2022 ini saja jumlahnya sudah mencapai 2.818 kasus.

Kabid Pencegahan dan pengendalian penyakit (P2P) Dinkes Jabar, Ryan Bayusantika Ristandi mengatakan, data teranyar dari kasus DBD di 27 kota kabupaten di Jawa Barat tahun 2022 ini jumlah kasusnya sudah mencapai 27.010 kasus.

"Bulan ini, ada peningkatan jumlah kasus sudah naik menjadi 2.818 kasus. Padahal hingga akhir bulan Agustus jumlah kasusnya sudah 24.192," katanya, Selasa 13 September 2022.

Dari data 2022 ini, jelas Ryan jumlah terbanyak berasal dari Kota Bandung, dengan jumlah kasus mencapai 4.196. Disusul Kabupaten Bandung dengan kasus sebanyak 2.777 kasus dan Kota Bekasi dengan 2.059 kasus.

Baca juga: Indonesia Bertekad Maksimalkan Status Tuan Rumah Kualifikasi Piala Asia U20

Sedangkan, kasus kematian tertinggi akibat DBD terjadi di Kabupaten Bandung 37 kasus, Kota Tasikmalaya 23 kasus, dan Kabupaten Sumedang 15 kasus.

Dinkes Jabar mencatat hingga di pekan kedua bulan Agustus untuk kasus DBD di Jabar telah menyentuh di angka 24.192. Kota Bandung masih menjadi kota yang paling banyak laporan kasus DBD.

"Kota Bandung yaitu 3.936 dengan kasus kematian sebanyak 37, yang ke dua itu ada di Kabupaten Bandung dengan angka kematian 37 dari 2.277 kasus," tuturnya.

Ia mempredisksi kasus DBD akan terus mengalami peningkatan karena saat ini telah musim penghujan.

Baca juga: Oknum Warga Aniaya Mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati Bandung

"Kemungkinan tetap ada (penambahan jumlah kasus DBD). Terutama bila masih ada yang lalai tidak waspada terhadap adanya sarang nyamuk seperti tidak memperhatikan kebersihan situasi tempat tinggal atau tempat beraktifitas," lanjutnya.

Dengan demikian, ia meminta masyarakat tetap waspada dan membersihkan lingkungan rumah. Terutama, genangan air di beberapa media yang ada di rumah harus segera dikuras.

"Jadi untuk langka kesiapsiagaan itu dimulai dengan gerakan satu rumah satu jumantik (Girij) dengan melibatkan segenap anggota keluarga untuk berperan sebagai juru pemantau jentik (Jumantik) di rumah masing-masing," pungkasnya. (Rosy)

Baca juga: Oknum Warga Aniaya Mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Editor: Zizi
								
    Bagikan  

Berita Terkait