Digitalisasi Lumbung Padi Antisipasi Krisis Pangan

Berita —Sabtu, 13 Aug 2022 13:15
    Bagikan  
Digitalisasi Lumbung Padi Antisipasi Krisis Pangan
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil saat meluncurkan program Tapal Desa di Desa Ciampea Udik, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor, Kamis (11/08/2022).* (FOTO: Biro Adpim Jabar)

POSTPANGANDARAN (KAB BOGOR),- Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meluncurkan program Tapal Desa di Desa Ciampea Udik, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor, Kamis (11/08/2022).

Tapal Desa kependekan dari Ketahanan Pangan Digital Desa merupakan inovasi dari Dinas Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPMD) Jawa Barat yang bertujuan menciptakan ketahanan pangan di tingkat desa dengan membangun leuit atau lumbung padi.

Masing - masing desa akan punya satu leuit yang akan menyimpan pangan hasil panen sebagai persediaan. Ketika krisis pangan datang, seperti yang saat ini banyak dikhawatirkan banyak orang akibat situasi global, leuit dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan pangan warga desa.

Leuit yang mengambil filosofi tradisional akan dipadukan dengan teknologi digital kekinian. Setiap pemasukan dan pengeluaran pangan akan dicatat melalui aplikasi digital agar terdata dengan baik.  

Untuk membangun leuit ini Pemprov Jabar memanfaatkan dana CSR dari perusahaan, BUMN, dan BUMD.  Setiap leuit diperkirakan akan memakan biaya Rp100 juta. 

Tahap pertama Pemprov Jabar akan membangun leuit di sembilan desa Kabupaten Bogor. Desa Ciampea Udik akan menjadi pusatnya karena dinilai paling siap.

"Pemasukan pangan nanti dicatat, keluar dicatat, mungkin subsidi silang nanti kalau ada krisis juga akan dicatat di aplikasi," ujar Ridwan Kamil di Desa Ciampea Udik, dalam siaran pers Pemprov Jabar.

Baca juga: Kembalikan Kondisi Lingkungan, Tanam Mangrove di Sepanjang Pantai Utara

Menurut Gubernur, Kabupaten Bogor menjadi pilot project karena dianggap paling siap dan progresif. Tercatat ada sembilan desa yang menyatakan tanahnya sudah siap dibangun leuit. Berdasarkan musyawarah warga masing - masing desa, Ciampea Udik akan menjadi pusat besarnya.

Gubernur berpendapat, manusia sekarang harus belajar kearifan lokal dari kampung kasepuhan seperti Kampung Adat Ciptagelar, di Desa Sirnaresmi, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi. 

Pangan yang merupakan rezeki dari Yang Maha Kuasa ketika panen tidak dihabiskan waktu itu juga tapi sebagian ditabung di dalam leuit. Sehingga ketika musim paceklik datang akibat gagal panen karena cuaca atau serangan hama, tidak ada orang kelaparan. 

"(Pangan) Dari rezeki Allah ini kita sisihkan untuk diri kita sendiri," kata Ridwan Kamil.

Nantinya Tapal Desa akan menyasar sekitar 5.300 desa di seluruh Jabar. Sehingga ini akan menjadi gerakan menghidupkan kembali budaya leluhur yang terinspirasi dari nilai - nilai kesundaan untuk bertahan di era modern seperti sekarang.

Kang Emil berharap seluruh desa di Jabar tangguh dan berbudaya. "Setelah ini kita akan hadirkan di ribuan desa karena ada 5.300  desa yang akan meng-copy konsep ini, nanti kita bangun bersama-sama," katanya.

Desa Penerima Leuit di Kabupaten Bogor

  1. Desa Bojong Jengkol (Kecamatan Ciampea)
  2. Desa Ciampea Udik (Kecamatan Ciampea)
  3. Desa Jagabita (Kecamatan Parung Panjang)
  4. Desa Sadeng (Kecamatan Leuwi Sadeng)
  5. Desa Urug (Kecamatan Sukajaya)
  6. Desa Malasari (Kecamatan Nanggung)
  7. Desa Robak (Kecamatan Rumpin)
  8. Desa Rumpin (Kecamatan Rumpin)
  9. Desa Cipinang (Kecamatan Rumpin).* (TISHA S KANILAH)

    Baca juga: Makin Cantik, Wajah Baru Situ Rawa Kalong

Editor: Widya
								
    Bagikan  

Berita Terkait