Empat Tahun Perpres 15/2018, Menkomarves Tinjau Capaian Program Citarum Harum

Berita —Minggu, 27 Mar 2022 21:11
    Bagikan  
Empat Tahun Perpres 15/2018, Menkomarves Tinjau Capaian Program Citarum Harum
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menkomarves) Luhut Binsar Pandjaitan meninjau perkembangan pelaksanaan program Percepatan Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Daerah Aliran Sung


POSTPANGANDARAN,- Sudah empat tahun Perpres Nomor 15 Tahun 2018  tentang Percepatan Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Daerah Aliran Sungai Citarum ditandatangani Presiden RI atau tepatnya tanggal 14 Maret 2018 lalu. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menkomarves) Luhut Binsar Pandjaitan meninjau perkembangan pelaksanaan program Percepatan Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Daerah Aliran Sungai Citarum (PPK DAS Citarum).  Luhut meninjau lokasi IPAL Bojongsoang, Kolam Retensi Andir, dan Waduk Jatiluhur guna meninjau keramba jaring apung (KJA) dan eceng gondok.

Menkomarves RI Luhut Binsar Pandjaitan menuturkan bahwa kemajuan program Citarum Harum IPAL ini sudah mencapai 80 persen. Pemerintah akan melanjutkan program ini hingga 100 persen agar bisa menghadirkan manfaat untuk menekan banjir.  Demikian dikemukakan Menkomarves saat kunjungan kerja meninjau perkembangan Program Citarum Harum, di Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL), Kecamatan Bojongsoang, Kabupaten Bandung, Selasa (15/03/2022).

"Kunjungan ini merupakan salah satu bagian dari Program Citarum Harum. Dari laporan yang saya terima tingkat kebersihan Sungai Citarum termasuk penekanan banjirnya sudah mencapai 80 persen. Sisa 20 persen lagi," ujar Luhut.

Walaupun menimbulkan kekhawatiran di mata masyarakat terkait limbah yang dihasilkan IPAL Bojongsoang dibuang ke Sungai Citarum. Luhut menjawab limbah yang dihasilkan IPAL Bojongsoang sudah 100 persen bersih saat dibuang ke Sungai Citarum.

Untuk IPAL dan menambah estetika, Luhut menyebut Pemerintah akan membangun panel solar cell di atas air Danau Retensi Cieunteung yang memiliki luas 8,7 hektare dan Danau Andir seluas 4,7 hektare.

"Dari dua danau ini bisa menghasilkan listrik solar cell sebesar 100 MW yang juga untuk menghasilkan karbon kredit senilai USD 10,4 juta per MW atau bisa digunakan juga untuk energi listrik bagi pabrik-pabrik yang ada di sekitarnya," pungkasnya.

Baca juga: Tambah Seru dan Haru, Nonton Drama Korea “Thirty Nine” Episode 9

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil saat mendampingi kunjungan kerja Menkomarves RI mengungkapkan bahwa kehadiran IPAL itu memberikan kebermanfaatan tidak hanya bagi warga Kota Bandung. Melainkan, akan terasa dampak baiknya kepada warga yang tinggal di wilayah cekungan Bandung. IPAL tersebut merupakan program Citarum Harum yang limbahnya telah diolah. Sehingga sudah dinyatakan 100 persen bersih saat dibuang ke Sungai Citarum.

Saat meninjau Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) milik Perumda Tirta Wening Kota Bandung, di Desa Cikoneng, Kecamatan Bojongsoang, Kabupaten Bandung, Selasa (15/3/2022), Luhut juga memuji kreativitas dan inovasi yang diterapkan dalam progres Program Citarum Harum

Pujian yang lain diungkapkan ketika Luhut memperhatikan paparan tentang penataan Kolam Retensi Andir.  Kolam retensi itu selain berfungsi sebagai area tengkapan air, juga menjadi area terbuka untuk publik. Di sekitar Kolam Retensi Andir dibangun taman lengkap dengan tempat duduk.

Luhut Binsar Pandjaitan juga meninjau IPAL Bojongsoang, sekaligus melihat perkembangan penanganan Sungai Citarum.  Sekaligus menindaklanjuti rencana bantuan dari Jerman untuk membiayai sebagian penggunaan teknologi IPAL Bojongsoang.

Hadir dalam kesempatan itu selain Gubernur dan anggota Forkopimda Jabar, perwakilan Kedubes Jerman untuk Indonesia, juga Plt Wali Kota Bandung Yana Mulyana, dan Bupati Bandung Dadang Supriatna.

Waduk Jatiluhur

Bagian dari rangkaian kunjungan kerja meninjau perkembangan Program Citarum Harum, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan juga melanjutkan kunjungan ke Waduk Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta, Selasa (15/03/2022).

Saat itu, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil memaparkan perkembangan Program Citarum Harum, terkait penanganan sampah yang mengalami kemajuan dapat dicapai sekitar 2.800 ton per hari.

"Dari target  3.000 ton sampai saat ini sampah yang ditangani sudah mencapai 2.800 ton per hari, tinggal sedikit lagi target tercapai, juga tentunya dengan zero waste program yang terus kita tingkatkan.  Selain itu, di Perpres dari target 26.800, kita sudah menangani 26.900 ekor sapi yang limbahnya bisa dijangkau oleh sistem untuk dikelola lebih sustainable," ujarnya.

Baca juga: Liga 1 Berakhir, Lanjutkan Perjalanan di Ajang AFC Cup

"Jawa Barat mengalami dampak luar biasa dari Citarum, di antaranya penghasil listrik, irigasi, bahkan sumber air Jakarta juga semuanya dari Citarum lewat Waduk Jatiluhur," ujar Kang Emil. 

Kang Emil juga menyinggung tentang indeks kualitas air Citarum yang masuk kategori cemar ringan dengan skor 60. Capaian ini berkat kerja semua pihak, termasuk dari para komandan sektor, sehingga indeks kualitas air Citarum dari cemar berat telah menjadi cemar ringan.

Dampak dari kemajuan kualitas air Citarum ini terlihat pada dua fenomena sosial yang dapat disaksikan dari munculnya aktivitas di sekitar sungai.

"Dua fenomena sosial terjadi, ikan-ikan yang dulu hilang hadir lagi, dan anak-anak kampung bisa berenang lagi pada kondisi sungai yang telah mengalami perbaikan," ujarnya.

Dari target penghijauan lahan kritis 15.000 hektar, sampai saat ini penghijauan sudah dilakukan di sekitar 3.100 hektar lahan kritis.

Ridwan Kamil juga mengapresiasi bantuan dari World Bank untuk percepatan Program Citarum Harum. 

"Dengan adanya bantuan dari World Bank sebesar 100 juta Dolar AS, diharapkan seperti di Kabupaten Bandung pengelolaan air limbah domestik untuk tahun depan, insyaallah bisa tercapai sesuai dengan target," katanya.

Ia juga menjelaskan terkait pengelolaan mahadata dari segi pengendalian pemanfaatan ruang telah dilakukan melalui Command Center, yang mendapat penghargaan Medali Emas Bhumandala Inovasi Pemanfaatan Informasi Geospasial Tahun 2021, yakni terkait pemanfaatan Portal Satu Peta dalam implementasi Command Center Satgas PPK DAS Citarum.

"Digital manajemennya sangat canggih, sehingga mendapatkan Penghargaan Bhumandala Award. Jadi masalah kapan air naik, kualitas air bisa dikendalikan dari satu ruangan. Ini adalah salah satu kebanggaan kita menggunakan teknologi," tuturnya.

Kang Emil pun mengapresiasi terdapat 78 institusi pendidikan yang turut bergabung memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai Program Citarum Harum.

Momentum 4 tahun Perpres No. 15 Tahun 2018

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Jawa Barat sekaligus Ketua Harian Sekretariat PPK DAS Citarum Prima Mayaningtias mengatakan bahwa kunjungan Menkomarves bersamaan dengan momentum 4 tahun terbitnya Perpres Nomor 15 Tahun 2018  tentang Percepatan Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Daerah Aliran Sungai Citarum yang ditetapkan presiden tanggal 14 Maret 2018 lalu.

“Berdasarkan hasil evaluasi 2022, Sungai Citarum berada di level cemar ringan. Sementara di akhir program Citarum Harum pada 2025 mendatang, kualitas air Sungai Citarum diharapkan mencapai mutu air kelas II dengan Indeks Kualitas Air (IKA) 60 poin,” ujar Prima.

Baca juga: Arab Saudi dan Jepang Jadi Wakil Asia Terakhir yang Lolos Piala Dunia 2022 Qatar

Di awal program pada 2018, IKA Citarum 33,43 termasuk cemar berat dan sejak 2020-2021 IKA Citarum (50-55) atau cemar ringan.

Adapun ke-12 program Citarum Harum yaitu penanganan lahan kritis, penanganan limbah industri, penanganan limbah peternakan, penanganan air limbah domestik, pengelolaan sampah, pengendalian pemanfaatan ruang, pengelolaan sumber daya air dan pariwisata, penanganan keramba jaring apung, penegakan hukum, edukasi dan permberdayaan masyarakat, pengelolaan data informasi dan hubungan masyarakat, serta pengembangan penelitian.

Dikutip dari pambdg.co.id Instalasi  Pengolahan  Air  Limbah  Bojongsoang  mulai  beroperasi tahun 1992, dengan sistem kolam  stabilisasi instalasi.  Instansi  ini mempunyai luas  area  85 hektar, terletak  di antara  dua desa yaitu Desa Bojongsoang dan Desa Bojongsari , Kecamatan Bojongsoang,  Kabupaten  Bandung.

IPAL Bojongsoang berfungsi untuk mengolah air limbah rumah tangga dari Kota Bandung yang bertujuan untuk menurunkan  tingkat pencemaran sungai-sungai di Kota Bandung.  Selain itu juga membantu mengurangi beban pencemar yang masuk ke sungai  Citarum.

Jenis buangan rumah tangga yang diolah pada IPAL Bojongsoang adalah  air limbah  yang berasal  dari  kamar mandi,  dapur  dan  pencucian. Limbah industri  tidak  dapat diolah  pada  instalasi  pengolahan  ini.  Sumber  limbah rumah tangga (limbah domestik) yang masuk ke IPAL  Bojongsoang  dapat  juga  berasal  dari  hotel, restoran, mal,  sekolah, rumah sakit , perkantoran dan sejenisnya.

Sedangkan Kolam Retensi Andir dirancang untuk mampu menampung genangan banjir sebanyak kurang lebih 137 ribu meter kubik. Banjir yang biasa menggenangi wilayah Dayeuhkolot dan Baleendah nantinya bisa diserap oleh kolam retensi, dan bisa dipompa kembali ke sungai setelah normal.

Kolam retensi Andir akan dibangun di lahan seluas 4,85 hektare dengan luas daerah tangkapan air (catchment area) 148,78 hektare, luas genangan 2,75 hektare, serta volume tampungan hingga 137,500 meter kubik.* (bersumber dari siaran pers / TISHA S. KANILAH)

Baca juga: Kisah Perias Jenazah dan Mayat Misterius, dalam Episode 8 Ritual The Series: “Permisi”

Editor: Zizi
								
    Bagikan  

Berita Terkait