Keluarga Pekerja Migran Indonesia yang meninggal Dunia di Malaysia Dipertemukan dengan BP2MI

Berita —Senin, 4 Oct 2021 22:20
    Bagikan  
Keluarga Pekerja Migran Indonesia yang meninggal Dunia di Malaysia Dipertemukan dengan BP2MI
Keluarga Pekerja Migran Indonesia yang meninggal Dunia di Malaysia Dipertemukan dengan BP2MI/Dok

PANGANDARAN, POSTPANGANDARAN

Dinas Tenaga Kerja Industri Dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Pangandaran berhasil mempertemukan ke dua keluarga Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang meninggal dunia di Malaysia dengan Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI).

Kepala Bidang Tenaga Kerja Dan Transmigrasi di Disnakertrans Pangandaran Ade Supriyatno menyampaikan, BP2MI sebelumnya bernama Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI).

"BNP2TKI yang sekarang BP2MI adalah lembaga Pemerintah Non Departemen di Indonesia yang mempunyai fungsi pelaksanaan kebijakan di bidang penempatan dan perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di luar negeri secara terkoordinasi dan terintegrasi," ujarnya.

Ade mengatakan, BP2MI bertugas melakukan penempatan atas dasar perjanjian secara tertulis antara Pemerintah dengan Pemerintah negara Pengguna TKI.

"BP2MI akan memberikan pelayanan, mengkoordinasikan dokumen dan penyelesaian masalah ke dua PMI yang telah meninggal dunia," ucapnya.

Ade mengaku percaya bahwasannya BP2PMI akan melaksanakan tugas secara profesional dan semoga sesuai harapan pihak keluarga.

Dari pertemuan tersebut terhimpun informasi bahwa Wati (47) PMI yang meninggal dunia di Malaysia memiliki dua anak laki-laki bernama Saeful Akbar (29) dan Rio Sugara (26).

Baca juga: Putus Mata Rantai, Disdikpora Pangandaran Rutin Lakukan Rapid Test Siswa dan Guru Secara Acak

Baca juga: Bupati Ciamis Lepas Peserta Pasanggiri Mojang Jajaka Jawa Barat Tahun 2021

"Ibu kami bekerja di Malaysia hampir 20 tahun," kata Saeful Akbar.

Saeful tidak menyangka sakit asma yang dialami ibunya akan memisahkan mereka untuk selamanya.

"Kami sekeluarga sudah rela dengan kepergian ibu dan bersyukur jenazah bisa dikebumikan dikampung halaman," tambah Rio.

Sementara Iing Tohidin (59) dan Neneng Herningsih (53) merupakan orang tua dari Akbar Ginanjar (33).

"Anak saya belum menikah, ia merupakan anak pertama dan sudah 8 tahun bekerja di Malaysia disebuah pabrik onderdil.

"Terakhir kami komunikasi melalui video call anak kami berpesan keluarga agar tenang dan tidak panik," katanya.

Namun selang beberapa hari dari itu Akbar Ginanjar meninggal dunia lantaran positif Corona.

"Harapan kami BP2MI bisa menjadi fasilitas pengurusan administrasi dan yang lainnya," harapnya.

Iing meminta, sebagai orang tua meski tidak melihat jenazah anaknya lantaran tidak diizinkan untuk dibawa ke kampung halaman minimal bisa melihat barang atau pakaian Akbar Ginanjar sehari-hari. (Deni)

Baca juga: Bupati Ciamis Ikuti Upacara Ziarah Taman Makam Pahlawan dalam Rangka HUT TNI ke-76

Baca juga: Panorama Air Terjun Tlogo Muncar, Pesona Keindahan dan Mitos yang Berkembang

Editor: Riyan
								
    Bagikan  

Berita Terkait