Seorang Mahasiswi yang Diduga Melahirkan Paksa Keadaan, Ternyata Hasil Diagnosa Mengalami Keguguran

Berita —Jumat, 26 Mar 2021 10:04
    Bagikan  
Seorang Mahasiswi yang Diduga Melahirkan Paksa Keadaan, Ternyata Hasil Diagnosa Mengalami Keguguran
Pinterest

POSTPANGANDARAN,TASIKMALAYA.

Tim medis  Puskesmas Karangnunggal Kabupaten Tasikmalaya  telah mendiagnosa seorang mahasiswi yang diduga  melahirkan paksa dan membungkus bayinya dengan celana panjang hingga meninggal, ternyata mahasiswi itu mengalami keguguran.


Kepala Puskesmas Karangnunggal, Dadan saat di hubungi POSKOTAJABAR melalui sellulernya menjelaskan, pasien yang  datang ke UGD sekitar pukul 06.30 itu mengalami keguguran.

"Pasien tersebut langsung mendapatkan penanganan tim medis dari pihak Puskesmas, karena  banyak mengeluarkan pendarahan yang hebat , kami memasang infus,” ungkapnya, Kamis (25/03/2021).

Dugaan pasien mengalami keguguran, lanjut Dadan, berdasarkan dari hasil USG, mengalami keguguran, karena ditemukan  di dalam rahim  ada sisa plasenta.

"Kemudian kita tanya dan pasien mengaku dirinya baru melahirkan,” terangnya.

BACA JUGA: Menu Sarapan Pagi, Cara Membuat Masakan Khas Daerah Pemalang , Soto Nasi Grombyang

Tanda Tanda Depresi

Menurut Dadan, saat ini kondisi pasien kurang stabil dan mengalami tanda-tanda depresi.

"Atas koordinasi dengan berbagai unsur, pihaknya langsung merujuk pasien ke Rumah Sakit Umum Daerah dr. Soekarjo Kota Tasikmalaya,"katanya..

Sementara, tim dokter forensik Polda Jawa Barat mengotopsi jasad bayi laki-laki yang ditemukan dalam kondisi meninggal dunia. Otopsi dilakukan di kamar mayat RSUD dr. Soekarjo Kota Tasikmalaya.

Menurut dr. Fahmi Arief Hakim, pihaknya telah melakukan otopsi terhadap jasad bayi laki-laki  tersebut . 

Kata dia, bayi tersebut diperkirakan berumur 6 hingga 7 bulan kandungan, dan belum matur atau belum cukup umur untuk dilahirkan, karena dilihat dari panjang tubuh dan menentukan apakah bayi tersebut sempat bernafas atau tidak.

"Untuk hasil pemeriksaan tentu ini diperlukan pemeriksaan lanjutan di laboratorium dan memerlukan waktu kurang lebih satu minggu," ujarnya, Jumat (26/03/2021). (Kris)

Editor: Rony
								
    Bagikan  

Berita Terkait